Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Raksasa Properti China Country Garden Rugi Rp106 T, Peringatkan Gagal Bayar

Country Garden mengumumkan kerugian hingga hampir US$7 miliar atau sekitar Rp106,4 triliun yang dialami perusahaan selama enam bulan terakhir.
Pembangunan apartemen di China/ Bloomberg
Pembangunan apartemen di China/ Bloomberg

Bisnis.com, JAKARTA – Salah satu raksasa properti China, Country Garden mengumumkan kerugian hingga hampir US$7 miliar atau sekitar Rp106,4 triliun yang dialami perusahaan selama periode Januari-Juni 2023. Imbasnya, perusahaan mungkin akan mengalami gagal bayar (default).

Peringatan terkait kemungkinan default itu disampaikan perusahaan di pengajuan pada Rabu (30/8/2023) kemarin, seperti dikutip dari Bloomberg, Kamis (31/8/2023).

Perusahaan menyebut ketidakpastian yang dihadapinya saat ini bukan hanya berpotensi mempengaruhi kinerja keuangannya, tetapi juga menimbulkan keraguan perusahaan mampu mempertahankan bisnisnya.

Country Garden, yang pernah menjadi pengembang properti terbesar dalam hal penjualan, berada dalam spiral utang yang mungkin lebih buruk daripada saingannya, China Evergrande Group. Hal itu karena Evergrande setidaknya memiliki proyek properti empat kali lebih banyak ketimbang Country Garden.

Country Garden mengatakan pihaknya terus bernegosiasi dengan pihak-pihak terutang dan bank untuk memperpanjang jatuh tempo utangnya. Perusahaan diketahui telah melewatkan pembayaran bunga dari sejumlah utangnya dan menghadapi serangkaian jatuh tempo dalam beberapa minggu mendatang.

Obligasi Country Garden sudah diperdagangkan pada tingkat yang sangat rendah, dengan surat utang senilai US$1 miliar yang jatuh tempo pada bulan Januari diperdagangkan seharga kurang dari US$13 sen dan kini menjadi US$1 sen setelah sahamnya di Hong Kong anjlok 67 persen tahun ini.

Krisis yang dialami Country Garden ini memperlihatkan penurunan tajam di pasar perumahan China. Kerugian lebih dari Rp100 triliun dalam enam bulan yang terakhir dibukukan pada tanggal 30 Juni lalu berbanding terbalik dengan laba sebesar 612 juta yuan atau sekitar Rp1,2 triliun pada tahun sebelumnya.

Tak cukup sampai di situ, Country Garden pada awal bulan ini memperingatkan potensi kerugian sebesar 55 miliar yuan atau sekitar Rp114,9 triliun, kerugian terbesar sejak pencatatan sahamnya pada 2007 di Hong Kong.

Meskipun pendapatannya naik 39 persen pada periode yang sama, perusahaan ini membukukan kerugian besar karena penurunan jumlah dan harga penjualan properti, serta meningkatnya penurunan nilai untuk properti yang sedang dikembangkan serta aset keuangan dan kontrak.

“Likuiditas grup berada di bawah tekanan yang belum pernah terjadi sebelumnya dengan adanya pengetatan ganda pada penjualan dan pembiayaan,” kata perusahaan dalam pengajuannya kemarin.

Country Garden mengakui bahwa mereka tidak tepat waktu mengambil langkah-langkah untuk menghadapi krisis ini dan gagal menyadari risiko dari ketergantungan yang besar pada pasar properti kelas bawah.

“Tren penurunan pasar yang dalam dan terus-menerus masih membuat perusahaan lengah,” kata perusahaan itu.

Namun perusahaan menyebut akan mempertimbangkan berbagai langkah pengelolaan utang untuk mengatasi tekanan likuiditas yang dialaminya guna mempertahankan operasi yang stabil dan menjaga nilai bagi investor.

Pada saat yang sama, Country Garden mengatakan pihaknya mungkin dapat memenuhi kewajiban keuangannya selama 12 bulan ke depan, setelah mempertimbangkan antisipasi arus kas masuk, pengendalian biaya, dan rencana serta tindakan lainnya, termasuk pembicaraan dengan kreditor.

Perusahaan mengaku meski kini masih berusaha mengatasi krisis, industri properti pada akhirnya akan kembali stabil. (Lydia Tesaloni Mangunsong)


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Redaksi
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper