Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Punya Utang Jumbo, Proyek Country Garden Rp1.500 T di Malaysia Terdampak

Nasib proyek Forest City besutan Country Garden di Malaysia senilai Rp1.535 triliun menjadi sorotan di tengah tumpukan utang.
Megaproyek Country Garden Forest City di Johor Baru Malaysia/Istimewa
Megaproyek Country Garden Forest City di Johor Baru Malaysia/Istimewa

Bisnis.com, JAKARTA – Forest City, salah satu proyek Country Garden di Malaysia yang bernilai US$110 miliar atau sekitar Rp1.535 triliun tengah menjadi sorotan di tengah tumpukan utang jumbo raksasa properti China tersebut.

Forest City diketahui menjadi proyek Country Garden dengan Malaysia yang dimulai sejak perusahaan mengeluarkan US$4,3 miliar atau sekitar Rp66 triliun dana investasi 7 tahun lalu untuk membangun hunian yang menampung 700.000 orang di atas lahan seluas 7.000 hektare pulau reklamasi.

Dana yang digelontorkan Country Garden hanya 4,3 persen dari rencana awal investasi US$100 miliar. Malaysia ujungnya menggantungkan proyek ini pada insentif pemerintah, seperti dilaporkan Reuters, Kamis (14/9/2023).

Perdana menteri Malaysia diketahui telah menetapkan Forest City sebagai "zona keuangan khusus" untuk menarik investasi. Tidak dijelaskan lebih lanjut mengapa pemerintah Malaysia memberikan insentif, tetapi masalah keuangan yang dialami Country Garden baru-baru ini jelas mengancam keberlangsungan proyek.

Pada bulan lalu, bank sentral Malaysia mengatakan bank-bank lokal memiliki eksposur yang terbatas terhadap Country Garden di tengah kekhawatiran mengenai tekanan finansial yang dialami negara tersebut.

Saat ini, dengan pembangunan yang masih berlangsung, kota ini menampung kurang dari 10.000 orang alias hanya sekitar 1 persen dari targetnya.

Sementara banyak pihak memperkirakan tidak akan ada peningkatan pendapatan yang signifikan dari proyek Country Garden ini dalam waktu dekat.

Forest City pada akhir bulan lalu mengatakan proyek tersebut berjalan sesuai rencana meskipun ada masalah terkait dengan lanskap dan campur tangan politik, stabilitas ekonomi, dan kebijakan pemerintah.

“Perusahaan juga selalu siap untuk meninjau dan mengevaluasi kembali rencana pengembangan Forest City setelah tahun 2025 jika saat ini diperlukan,” katanya, tanpa menjelaskan lebih lanjut mengenai rencana mereka atau pentingnya tanggal peninjauan pada 2025.

Forest City menambahkan, sekitar 55.000 orang mengunjungi galeri penjualannya setiap bulan dan dua hotel dengan gabungan 600 kamar, termasuk resort golf bintang lima, disebutkan selalu penuh dipesan.

Namun, kondisi sebenarnya agak jauh berbeda. Seperti dikutip dari Reuters, jalanan terlihat lengang dengan mal yang hanya menampung belasan toko.

Forest City mengatakan 28.000 unit rumah telah selesai dibangun sejauh ini, dengan lebih dari 80 persen terjual kepada pembeli dari setidaknya 30 negara. Sejumlah penghuni mengaku Forest City menawarkan harga yang lebih rendah dibandingkan dengan Singapura dan kehidupan yang tenang. (Lydia Tesaloni Mangunsong)


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Redaksi
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper