Bisnis.com, JAKARTA — Satuan Kerja Khusus Pelaksana Kegiatan Usaha Hulu Minyak dan Gas Bumi (SKK Migas) menargetkan keputusan akhir investasi atau final investment decision (FID) proyek Tangguh UCC dapat dipegang pada akhir 2024.
Kepala SKK Migas Dwi Soetjipto mengatakan lembagannya saat ini masih mengawal tahapan desain dan rekayasa atau front-end engineering and design (FEED) yang masih dimatangkan tahun ini.
“Sekarang lagi FEED ya, tahapan FEED sama persiapan-persiapan lain sehingga kita harapkan segera FID,” kata Dwi saat ditemui di Kementerian ESDM, Jakarta, Senin (4/9/2023).
Proyek UCC garapan raksasa migas Inggris bp meliputi pengembangan lapangan gas Ubadari, enhanced gas recovery (EOR) melalui penangkapan, penggunaan dan penyimpanan karbon (EGR/CCUS) di Lapangan Vorwata serta onshore compression.
Proyek terintegrasi itu diperkirakan bakal menelan biaya investasi mencapai US$3 miliar setara dengan Rp45,69 Triliun (asumsi kurs Rp15.230 per dolar AS).
Tangguh EGR/CCUS akan mengurangi emisi hingga 33 mtCO2 hingga 2045 dengan menginjeksi CO2 ke reservoir di Lapangan Vorwata sebanyak 4 mtCO2 per tahun.
Baca Juga
Di sisi lain, bp menargetkan terdapat tambahan produksi sekitar 300 BSCF hingga 2035 atau 500 BFCD hingga 2045 nanti dari lapangan hasil pengembangan UCC tersebut.
“Akhir tahun depan FID, untuk pendanaan sudah tidak ada masalah termasuk carbon capture dan CCUS,” kata Dwi.
Sebelumnya, BP Executive Vice President for Gas & Low Carbon Energy Dev Sanyal menjelaskan bahwa pihaknya memperkirakan akan ada potensi penambahan gas sebanyak 1,3 triliun kaki kubik (Tcf) dari Lapangan Ubadari dan Vorwata CCUS.
Pengembangan CCUS Vorwata akan menginjeksikan kembali sekitar 25 juta ton CO2 ke reservoir Vorwata untuk mengurangi sebagian besar emisi karbon dan memberikan tambahan produksi gas melalui enhanced gas recovery (EGR).
Injeksi CO2 ini akan mengurangi hingga 90 persen CO2 dari reservoir yang saat ini dilepas ke udara, atau hampir setengah dari emisi Tangguh LNG.
“Ini menunjukkan Tangguh merupakan proyek strategis dalam portofolio BP. Ubadari merupakan wujud nyata dari fokus usaha kami dalam pengembangan gas, sedangkan proyek Vorwata CCUS-EGR akan menjadi tonggak penting bagi BP untuk dapat berkontribusi terhadap tujuan mengurangi emisi,” ujarnya seperti dikutip dalam siaran pers, Senin (30/8/2021).
Adapun, estimasi penyelesaian proyek terintegrasi itu ditarget rampung pada 2026 mendatang, setelah angka FID disepakati tahun depan.