Bisnis.com, JAKARTA- Industri plastik dan barang plastik lainnya tengah mengalami tekanan yang diakibatkan banjir impor karung semen dari China. Hal ini memicu penurunan utilitas produk hingga di bawah 50 persen.
Sekretaris Jenderal Asosiasi Industri Olefin, Aromatik, dan Plastik Indonesia (Inaplas) Fajar Budiyono mengatakan pihaknya tengah meminta pemerintah untuk mengatur lalu lintas impor barang dengan menyesuaikan kebutuhan industri dalam negeri.
"Karung plastik sudah mulai banjir, kemarin baru saja kita bahas laporan ke Kemenperin bahwa pabrik semen itu sekarang sudah mulai menggunakan karung impor," kata Fajar kepada Bisnis, dikutip Senin (21/8/2023)
Dia mengungkap bahwa impor karung semen berbahan plastik tahun lalu pun cukup membanjiri pasar domestik. Inaplas kini tengah menginventarisasi barang lokal agar industri hilir tidak terganggu.
Berdasarkan data Kementerian Perindustrian, produksi semen pada semester I/2023 sebesar 29,3 juta ton, dengan kebutuhan semen nasional mencapai 28 juta ton.
"Pabrik semen itu ada 15-16 pabrik cuma yang masuk ke Semen Indonesia Grup cuma 6-7 pabrik, sisanya kan swasta, nah yang swasta ini kebanyakan dari China, mereka impor karung semen nya dari China juga," ujarnya.
Baca Juga
Fajar menjelaskan, dari total produksi semen tersebut, penggunaan karung semen berbahan plastik laminasi mencapai 30 persen, sementara 40 persen menggunakan bahan kertas.
Untuk penggunaan karung semen kertas hanya digunakan di pulau Jawa. Sedangkan, konsumsi karung semen plastik didominasi di luar Jawa.
Meski terbilang lebih rendah, pihaknya tetap meminta pemerintah juga harus waspada akan barang impor yang membanjiri industri plastik, terutama untuk karung semen.
"Kita lagi coba jajaki pemerintah untuk tindakan pengamannya bagaimana, apakah pakai safeguard atau pakai instrumen yang lain karena cukup menganggu," tuturnya.
Lebih lanjut, Fajar menerangkan risiko apabila impor karung semen terus berlanjut maka banyak pabrik akan tutup dan memicu pemutusan hubungan kerja (PHK).
"Risikonya valid, pertengahan tahun depan kalau gak ada tindakan pengamanan industri dalam negeri ya tutup pabriknya, itu berapa puluh ribu karyawan yang akan dirumahkan," pungkasnya.