Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Ekspor Alas Kaki Lesu, Prospek Industri Masih Cerah?

BPS mencatat ekspor alas kaki sepanjang semester I/2023 mencapai US$3,2 miliar, turun dibandingkan periode yang sama tahun lalu
Pengunjung memilih sepatu di pameran produk kulit/JIBI
Pengunjung memilih sepatu di pameran produk kulit/JIBI

Bisnis.com, JAKARTA - Kinerja ekspor alas kaki diyakini masih berpeluang besar untuk terus tumbuh, meski sepanjang semester I/2023 mengalami penurunan.

Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat ekspor alas kaki (HS 64) sepanjang semester I/2023 mencapai US$3,2 miliar. Nilai ini menurun dibandingkan periode yang sama tahun lalu, yakni sebesar US$3,95 miliar.

Meski demikian, industri alas kaki domestik masih memiliki peluang besar untuk tumbuh. Hal ini tercermin dari data World Footwear Yearbook 2023, di mana Indonesia merupakan eksportir alas kaki terbesar ketiga di dunia setelah China dan Vietnam sepanjang 2022. 

Adapun, kuantitas ekspor produk alas kaki Indonesia mencapai angka 535 juta pasang atau 3,5 persen dari total produk alas kaki yang diekspor ke seluruh dunia.

Direktur Industri Aneka dan IKM Kimia, Sandang, dan Kerajinan Kementerian Perindustrian Ni Nyoman Ambareny optimistis perkembangan pelaku industri alas kaki di Indonesia berpotensi meningkat dari tahun ke tahun. 

"Kondisi ini harus dimaksimalkan dengan baik oleh industri alas kaki dalam negeri," kata Ambareny dalam keterangan resminya, Minggu (20/8/2023). 

Dia pun menerangkan bahwa prospek perkembangan industri alas kaki di pasar lokal juga terbilang cerah. Sebab, laporan World Footwear Yearbook 2023, menunjukkan Indonesia sebagai konsumen produk alas kaki terbesar kelima di dunia dengan total konsumsi sebesar 702 juta pasang sepatu atau 3,2 persen dari total konsumsi produk alas kaki dunia. 

Oleh karena itu, upaya peningkatan pemanfaatan potensi pasar dalam negeri mesti dilakukan secara serius. Apalagi, laporan Pusdatin Kementerian Perindustrian menunjukkan nilai investasi PMDN industri kulit, barang dari kulit, dan alas kaki pada triwulan I/2023 mencapai Rp344,467 juta dan investasi PMA mencapai US$190 juta. 

“Hal ini meningkatkan optimisme kita terhadap pertumbuhan industri alas kaki dalam negeri," tuturnya. 

Tak hanya itu, industri alas kaki juga tercatat memberikan kontribusi besar terhadap perekonomian nasional. Berdasarkan data Kemenperin, kontribusi sektor industri kulit, barang dari kulit, dan alas kaki terhadap PDB tahun 2022 mencapai angka Rp30,80 triliun atau tumbuh 9,36 persen dari tahun 2021.

Sedangkan pada kuartal I/2023, kontribusi PDB sektor tersebut telah mencapai Rp7,57 triliun atau telah menyumbang 1,42 persen terhadap PDB nonmigas.

Ambareny tak menampik adanya tantangan yang tengah dihadapi industri alas kaki saat ini, yakni penurunan permintaan dari pasar ekspor Indonesia, seperti Amerika Serikat dan Eropa, serta persaingan dengan produk harga rendah.

"Ditjen IKMA melalui BPIPI konsisten mendorong pengembangan pelaku IKM alas kaki ini melalui program peningkatan kapasitas SDM, bimbingan teknis produksi, sertifikasi, fasilitasi dan restrukturisasi mesin, inkubator bisnis, serta fasilitasi partisipasi pameran di dalam maupun luar negeri,” pungkasnya. 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper