Bisnis.com, JAKARTA- Badan Pusat Statistik (BPS) melaporkan terjadinya pelemahan kinerja ekspor komoditas unggulan yakni batu bara dan minyak kelapa sawit pada Juli 2023.
Plt. Kepala Badan Pusat Statistik Amalia Adininggar Widyasanti mengatakan penurunan nilai ekspor minyak kelapa sawit secara bulanan ini sejalan dengan penurunan volume ekspor. Sementara itu, nilai ekspor batu bara turun, tetapi volumenya meningkat secara bulanan.
"Per Juli 2023, nilai ekspor Indonesia untuk komoditas unggulan minyak kelapa sawit dan batu bara mengalami penurunan baik secara bulanan maupun tahunan," kata Amalia dalam rilis BPS, Selasa (15/8/2023).
Adapun, nilai ekspor batu bara yakni US$2,55 miliar. Batu bara memberikan kontribusi 12,98 persen pada Juli 2023 atau turun 4,53 persen secara month-to-month, dan terkoreksi 46,12 persen secara tahunan.
Sementara itu, nilai ekspor minyak kelapa sawit yakni US$2,28 miliar atau turun 1,51 persen secara bulanan dan turun 19,25 persen secara tahunan. Minyak kelapa sawit berkontribusi pada ekspor Juli 2023 sebesar 11,59 persen.
Di sisi lain, untuk komoditas besi dan baja terjadi peningkatan ekspor baik dari sisi nilai maupun volume dan peningkatan ini terjadi baik secara bulanan maupun tahunan.
Baca Juga
Komoditas besi dan baja memberikan kontribusi ekspor sebesar 11,25 persen dengan nilai US$2,21 miliar. Adapun, perolehan ekspor Juli 2023 naik 1,60 persen dari bulan sebelumnya, dan naik 11,71 persen secara tahunan.
"Jika dijumlahkan nilai ekspor ketiga komoditas ini memberikan share sekitar 35,82 persen dari total ekspor non migas Indonesia pada bulan Juli 2023," terangnya.
Secara keseluruhan, kinerja ekspor Juli 2023 mengalami kenaikan tipis sebesar 1,36 persen secara bulanan (month-to-month/mtm).
Untuk ekspor migas dan nonmigas, keduanya mencatatkan perkembangan yang berbeda, yaitu ekspor migas Juli 2023 turun 2,16 persen menjadi US$1,23 miliar (mtm). Sementara itu, ekspor nonmigas mengalami kenaikan 1,62 persen menjadi US$19,65 miliar mtm.
Secara tahunan, Amalia mengatakan bahwa kinerja ekspor Indonesia anjlok cukup dalam, yaitu sebesar 18,03 persen (year-on-year/yoy).
Dia menuturkan penurunan terjadi baik pada sektor ekspor migas maupun nonmigas. Menurutnya, penurunan ini melanjutkan tren yang terjadi sejak awal 2023 seiring menurunnya harga komoditas unggulan secara global.