Bisnis.com, JAKARTA - Dewan Negara China memaparkan rencana yang berfokus untuk lebih menarik investasi asing dan meningkatkan lingkungan bisnis, termasuk langkah-langkah pajak dan visa. Hal ini dilakukan untuk menyelamatkan ekonomi China yang saat ini melemah.
Dilansir dari Bloomberg pada Senin (14/8/2023), pemerintah China ingin menarik lebih banyak investasi di industri-industri utama serta mendorong perusahaan-perusahaan asing untuk mendirikan pusat-pusat penelitian dan pengembangan di negara Tirai Bambu tersebut.
Ekonomi China terus merosot, bahkan menuju deflasi, meskipun pemerintahan Xi Jinping sudah membuka akses ekonomi pascakebijakan zero covid pada akhir 2022. Kondisi tersebut diperparah seiring anjloknya pasar perumahan China saat ini.
Dewan Negara China menilai pengerjaan proyek-proyek asing di industri biofarmasi dan terus meningkatkan area-area uji coba untuk layanan-layanan telekomunikasi tertentu diharapkan dapat meningkatnya roda ekonomi.
Perusahaan-perusahaan asing yang memenuhi syarat akan didorong untuk mendirikan unit-unit investasi dan kantor pusat regional China.
Selain itu, China juga akan membuat pengajuan visa dan izin tinggal lebih mudah bagi karyawan perusahaan asing sambil meningkatkan dukungan fiskal dan perpajakan untuk bisnis.
Baca Juga
Kinerja ekonomi China yang belum sepenuhnya membaik lagi dihantui oleh efek buruk krisis properti dan deflasi yang menandakan rendahnya daya beli masyarakat.
Kalangan ekonom memperkirakan investasi real estat menyusut lebih parah pada bulan lalu yang dipicu terkikisnya kepercayaan investor akibat gagal bayar obligasi dan terus menurunnnya penjualan properti.
Menambah kesuraman, hujan lebat dan banjir bulan lalu menghambat proyek konstruksi dan infrastruktur, serta membatasi aktivitas ekonomi.
Sementara itu, Pemerintah China menetapkan target pertumbuhan ekonomi 5 persen pada tahun ini. Angka tersebut menandakan sasaran Pemerintah China tetap berada di jalur alamiah, meskipun tanpa stimulus besar.
Sementara itu, People’s Bank of China (PBOC) diprediksi mempertahankan suku bunga kebijakan utama di posisi 2,65 persen.
“Perekonomian membutuhkan lebih banyak dukungan. Kami melihat PBOC mengirimkannya pada kuartal III/2023 dengan membebaskan lebih banyak uang tunai bagi bank untuk dipinjamkan dan memangkas biaya pinjaman,” tulis analis ekonom Bloomberg, Minggu (13/8).