Bisnis.com, JAKARTA - Sejumlah negara di Eropa tengah kewalahan menghadapi wisatawan yang membeludak, bahkan beberapa di antaranya menggunakan sejumlah cara untuk mengatasi fenomena overtourism. Lantas, bagaimana dengan Indonesia?
Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Menparekraf), Sandiaga Salahuddin Uno, menyampaikan, Indonesia saat ini belum mengalami overtourism. Namun, pihaknya akan menyiapkan langkah-langkah antisipasi agar masalah ini tak terjadi di Indonesia.
“Kita belum mengalami permasalahan overtourism tapi harus sudah bisa mengantisipasi,” kata Sandi, dikutip Selasa (8/8/2023).
Sandiaga mengatakan, Kemenparekraf tengah berfokus pada pariwisata berkualitas dan berkelanjutan, di mana pemerintah memastikan bahwa jumlah kunjungan pariwisata yang ditargetkan 8,5 juta tahun ini mulai bergeser ke lama tinggal dan belanja yang lebih besar untuk menggerakkan perekonomian.
Meski belum mengalami overtourism, Sandi melihat Bali sudah menunjukkan sinyal-sinyal risiko over tourism. Dia menyebut, tingkat kunjungan wisman ke Bali terus meningkat bahkan lebih dari 80 persen secara tahunan. Sedangkan, wisatawan nusantara (wisnus) juga bertumbuh antara single digit atau low double digit.
“Jadi kita akan terus pantau data-data ini agar tidak terjadi overtourism di Indonesia,” ujarnya.
Baca Juga
Melansir france24, Selasa (8/8/2023), sejumlah kota di Eropa tengah mengambil langkah untuk mengatasi lonjakan wisatawan di era penerbangan murah dan Airbnb.
Kota Dubrovnik, Kroasia misalnya. Sejak 2019, kota berpenduduk 41.000 orang ini membatasi jumlah kedatangan kapal pesiar menjadi dua kapal per hari dengan masing-masing tidak lebih dari 4.000 penumpang.
Sebelum aturan ini diberlakukan, tercatat kota ini mencapai rekor 1,4 juta turis dan sebanyak 4,4 juta orang menginap per malamnya. Kota ini menerima lonjakan pengunjung sejak adegan serial HBO Game of Thrones difilmkan di dalam bentengnya pada 2011.
Dengan adanya pembatasan tersebut, Dubrovnik mengalami penurunan jumlah pengunjung menjadi lebih dari 1 juta orang.
Venesia juga melakukan upaya serupa dan dalam beberapa tahun ini telah melakukan detourism. Venesia yang kerap menerima 5,5 juta pengunjung di 2019 itu melarang kapal pesiar besar dari laguna Venesia pada 2021, karena kekhawatiran akan dampaknya terhadap lingkungan akibat keberadaan kapal besar di kotanya.
Venesia juga memberlakukan pajak bagi pengunjung yang menginap dan berencana untuk memperkenalkan skema pemesanan berbayar yakni antara 3-10 Euro untuk pelancong harian.
Kendati demikian, skema tersebut terus ditunda karena dikhawatirkan dapat mengurangi pendapatan wisatawan.