Bisnis.com, JAKARTA – Ekonomi Indonesia dalam enam kuartal terakhir berhasil mencatatkan pertumbuhan yang positif di atas 5 persen, di tengah tekanan global.
Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat melesatnya pertumbuhan ekonomi Indonesia mulai nampak pada kuartal IV/2021 sebesar 5,02 persen (year-on-year/yoy). Naik dari capaian kuartal III/2021 yang sebesar 3,51 persen.
Hal tersebut sejalan dengan pandemi Covid-19 yang semakin terkendali kala itu, serta pemulihan ekonomi global dan stimulus fiksal yang pemerintah berikan terhadap berbagai sektor usaha dapat mendorong roda ekonomi.
Tren pertumbuhan ekonomi di atas 5 persen terus berlanjut pada kuartal berikutnya. Kuartal I/2022 tumbuh 5,01 persen (yoy), kuartal II/2022 tumbuh 5,44 persen.
Sementara pada kuartal III/2022 semakin naik ke 5,72 persen (yoy), tetapi pada kuartal IV/2022 perlambatan mulai terjadi dengan tumbuh sebesar 5,31 persen.
Perlambatan ekonomi semakin terlihat pada kuartal I/2023, di mana pertumbuhan tercatat sebesar 5,03 persen. Kondisi ini tidak mematahkan semangat pemerintah yang memasang target 5 persen hingga 5,3 persen pada akhir tahun nanti.
Optimisme tersebut didukung oleh inflasi yang sangat terkendali bahkan kembali ke kisaran target 3±1 persen, lebih cepat dari perkiraan, yaitu 3,52 persen (yoy) pada Juli 2023.
Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati mengungkapkan perekonomian kuartal II/2023, yang akan dirilis besok, Senin (7/8/2023), diperkirakan masih tumbuh kuat dengan ditopang oleh peningkatan konsumsi rumah tangga.
Selain itu, tren ekspansif aktivitas manufaktur sebagaimana ditunjukkan oleh PMI Manufaktur yang meningkat ke level 53,3 pada Juli 2023, lebih tinggi dibandingkan dengan Juni 2023 sebesar 52,5.
Bahkan di antara negara G20 dan Asean-6, PMI manufaktur Indonesia bersama Turki dan Meksiko yang tercatat ekspansi-akselerasi. Sementara Amerika Serikat (AS), Jerman, Singapura, hingga Korea Selatan masih terkontraksi di bawah level 50.
Adapun, konsumsi rumah tangga meningkat didorong oleh terus naiknya mobilitas, membaiknya ekspektasi pendapatan, dan terkendalinya inflasi, serta dampak positif dari Hari Besar Keagamaan Nasional (HBKN) dan pemberian gaji ke-13 kepada Aparatur Sipil Negara.
Perkembangan tersebut juga disertai Indeks Keyakinan Konsumen yang berada pada zona optimis di atas 100 poin, serta Indeks Penjualan Ritel yang masih terus bertumbuh.
“Dengan perkembangan yang positif ini, pertumbuhan ekonomi 2023 baik kuartal II/2023 dan keseluruhan tahun diperkirakan masih terjaga di kisaran 5,0-5,3 persen,” ujar Sri Mulyani dalam konferensi pers Komite Stabilitas Sistem Keuangan (KSSK), Selasa (1/8/2023).