Bisnis.com, JAKARTA - Komisi VII DPR RI mendesak pemerintah untuk segera merampungkan proses divestasi 51 persen PT Vale Indonesia Tbk (INCO).
Pasalnya, Vale sudah menguasai sumber daya Indonesia selama 55 tahun. "Kami ingatkan Menteri ESDM terkait kesimpulan Rapat Kerja dengan Komisi VII tanggal 13 Juni 2023. Dalam kesimpulan tersebut disepakati agar Negara dalam hal ini diwakili BUMN harus menjadi saham pengendali guna mendapatkan hak pengendalian operasional dan keuangan yang selama ini masih dikuasai oleh PT Vale Indonesia," kata Wakil Ketua Komisi VII Bambang Haryadi, dikutip pada Rabu (2/8/2023).
Dia juga mengingatkan, DPR mendesak pencatatan sumber daya dan cadangan serta aset Vale Indonesia harus dibukukan dalam kekayaan Negara Indonesia. Pasalnya saat ini aset-aset Vale Indonesia, terutama soal nikel milik bumi Sulawesi masih tercatat di Kanada.
"Sudah semestinya Menteri ESDM mendukung langkah Presiden Jokowi, yang selalu mengedepankan kedaulatan dan kemandirian energi kita," tegasnya.
Menurut dia, Presiden Joko Widodo telah menorehkan catatan sejarah Indonesia dengan telah menguasai saham mayoritas PT Freeport Indonesia dan mengambil alih pengelolaan Blok Rokan dari Cevron (Riau). Sehingga divestasi Vale Indonesia pun akan menjadi legacy dan prestasi di era kepemimpinan Jokowi.
"Apresiasi yang setinggi-tingginya kepada presiden Jokowi atas kebijakan yang berani dan berpihak kepada bangsa Indonesia atas kedua penguasaan PT. Freeport Indonesia dan Blok Rokan. Dan kini kami berharap keberpihakan presiden Jokowi akan kembali dilakukan untuk penguasaan PT. Vale Indonesia Tbk oleh Negara. Terlebih presiden sangat concern terhadap hilirisasi," pungkas Bambang.
Baca Juga
Dia menilai sudah waktunya Vale kembali ke negara, karena sudah 55 tahun beroperasi dan menguasai sumber daya Indonesia. "Kami menilai sudah cukup PT Vale Indonesia Tbk menguasai sumber daya Indonesia, karena mereka sudah beroperasi di Indonesia 55 tahun," ungkap Bambang.
Dalam perkembangan lainnya, Induk INCO, yakni Vale SA yang berbasis di Brasil, telah menyepakati penjualan 13 persen saham Vale Base Metals Limited (VBM) senilai US$3,4 miliar atau setara dengan Rp51 triliun (kurs US$1 = Rp15.000). Sebanyak 10 persen akan diambil lembaga investasi Arab Saudi Public Investment Fund (PIF), dan perusahaan tambang Arab Saudi Maaden. Secara bersamaan Vale juga akan menjual 3 persen saham VBM kepada perusahaan investasi bernama Engine No. 1.