Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Negosiasi Akhir Divestasi Vale (INCO), Erick Thohir Soroti Hal Ini

Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Erick Thohir menyoroti hal ini dalam negosiasi divestasi PT Vale Indonesia (INCO).
Menteri BUMN Erick Thohir./Bisnis-Rika A.
Menteri BUMN Erick Thohir./Bisnis-Rika A.

Bisnis.com, JAKARTA — Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Erick Thohir mengatakan negosiasi divestasi PT Vale Indonesia (INCO) belum rampung saat ini. Pelepasan sebagian aset INCO turut menjadi perhatian Erick dalam negosiasi terakhir.

Erick menuturkan kementeriannya berkepentingan untuk mengambil porsi saham mayoritas pada kepemilikan perusahaan tambang nikel dengan blok yang tersebar di di Provinsi Sulawesi Selatan, Tengah, dan Tenggara tersebut.

“Posisi saya jelas bahwa Vale kita ingin terbuka untuk tadi kepemilikan, saya tidak mendorong langsung 50 persen, mungkin 30 berapa persen,” kata Erick saat ditemui di Kementerian BUMN, Selasa (1/8/2023).

Di sisi lain, Erick menagih INCO untuk melepas sebagian konsesi mereka kepada negara setelah kontrak karya (KK) berakhir pada 2025. Menurut Erick, pelepasan sebagian aset itu menjadi syarat bagi kontraktor untuk memperpanjang kontrak mereka mendatang.

Apalagi, kata Erick, INCO relatif tidak agresif untuk melakukan investasi dan pengembangan blok konsesi yang telah didapat sejak 27 Juni 1968.

Saat ini, wilayah konsesi yang dikelola INCO berada di angka 118.000 hektare setelah belasan kali mengalami penciutan. Sementara INCO baru mengekslorasi 16.000 hektare dari blok tersebut.

“Pertanggungjawaban dengan Vale tentu artinya wilayah yang memang selama ini sudah menjadi haknya, tapi hak negara ketika kontraknya habis, sebagian dikembalikan kepada negara, Freeport melakukan [penciutan], pengusaha nasional melakukan, kenapa Vale Tidak? Tidak boleh ada eklusifitas,” kata dia.

Sebelumnya, PT Mineral Industri Indonesia (Persero) atau MIND ID blak-blakan mengatakan akuisisi 14 persen sisa kewajiban divestasi INCO tidak menambah nilai strategis bagi holding perusahaan tambang pelat merah tersebut.

Berdasarkan Investor Rights Agreement (IRA), MIND ID hanya dapat menambah kuota perwakilan pada dewan komisaris INCO lewat akuisisi tambahan 14 persen nantinya. Di sisi lain, MIND ID tidak dapat mengendalikan keputusan strategis seperti penentuan proyek hilirisasi, struktur pendanaan maupun pembagian dividen kepada pemegang saham.

“Dengan demikian nilai investasi 14 persen yang cukup besar tanpa menambahkan kendali atas keputusan strategis, MIND ID tidak mendapatkan manfaat tambahan dari investasi tambahan tersebut,” kata SVP Corporate Secretary MIND ID, Heri Yusuf, saat dikonfirmasi, Jumat (14/7/2023).

Di sisi lain, Direktur INCO, Bernardus Irmanto, enggan memberi keterangan ihwal negosiasi yang tengah berlanjut bersama dengan pemerintah dan MIND ID. Menurutnya, negosiasi divestasi saham dan perpanjangan konsesi tambang itu menjadi ranah dari pemegang saham.

“Saya tidak dalam posisi memberikan Keterangan terkait negosiasi yang sekarang sedang berjalan antara MIND ID dan VCL dan SMM,” kata Bernardus saat dikonfirmasi, Selasa (13/6/2023).

Saat ini, mayoritas saham INCO dipegang oleh VCL dengan porsi mencapai 44,3 persen. Adapun VCL dimiliki 100 persen oleh Vale Sa. Sisanya, kepemilikan INCO dipegang oleh MIND ID sebesar 20 persen, SMM 15 persen dan publik 20,7 persen.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper