Bisnis.com, JAKARTA – Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat inflasi di 41 kota di Indonesia masih lebih tinggi dibandingkan dengan tingkat inflasi rata-rata nasional 3,08 persen (year-on-year/yoy)
Deputi Bidang Statistik Distribusi dan Jasa BPS Pudji Ismartini menyampaikan bahwa dari 90 kota pantauan BPS, seluruh kota mencatatkan inflasi secara tahunan.
“Dari 90 kota IHK, seluruh kota mengalami inflasi secara tahunan dan terdapat 41 kota mengalami inflasi tahunan yang lebih tinggi dari inflasi nasional,” katanya dalam konferensi pers, Selasa (1/8/2023).
Pudji menjelaskan inflasi tertinggi Juli 2023 tercatat di Merauke, yaitu mencapai 5,21 persen yoy. Komoditas penyumbang inflasi terbesar di kota tersebut, yaitu beras dengan andil 0,84 persen, bensin 0,56 persen, rokok putih 0,39 persen, dan rokok kretek filter 0,36 persen.
Sementara itu, inflasi terendah pada Juli 2023 tercatat di Gunungsitoli sebesar 0,50 persen yoy.
Berdasarkan komponennya, Pudji mengatakan bahwa inflasi komponen inti secara tahunan tercatat sebesar 2,43 persen yoy dan memberikan andil paling besar terhadap inflasi, yaitu mencapai 1,57 persen.
Baca Juga
Komoditas yang dominan memberikan andil diantaranya tarif kontrak rumah, sewa rumah, emas perhiasan, biaya perguruan tinggi, upah asisten rumah tangga, dan biaya sekolah SD.
Sejalan dengan itu, inflasi komponen harga yang diatur pemerintah masih tercatat tinggi pada level 8,42 persen yoy, tapi menunjukkan tren perlambatan sejak Januari 2023.
Komoditas yang menyumbang inflasi, yaitu bensin, rokok kretek filter, tarif angkutan dalam kota, bahan bakar rumah tangga, rokok putih, tarif angkutan antar kota, rokok kretek, dan solar.
Di sisi lain, inflasi komponen harga bergejolak mencatatkan deflasi sebesar 0,03 persen yoy, dengan komoditas penyumbangnya cabai merah, bawang merah, cabai rawit, dan minyak goreng.