Bisnis.com, JAKARTA - Proses percepatan pembangunan Ibu Kota Nusantara (IKN) dinilai membawa peluang baru bagi para pengembang properti di Indonesia. Terlebih lagi, pemerintah menargetkan pembangunan tahap pertama IKN seluas 1.700 hektare akan selesai pada 2024.
Sejalan dengan hal tersebut, sejumlah pengembang yang telah memiliki lahan dan proyek properti di sejumlah kota dekat IKN mulai menunjukkan geliatnya untuk memacu bisnis propertinya.
Menanggapi hal tersebut, Wakil Ketua Umum DPP Real Estate Indonesia (REI) Bambang Ekajaya menuturkan bahwa meskipun saat ini bisnis properti tengah terganjal tren suku bunga tinggi, meningkatnya bisnis properti di IKN dinilai mampu menjadi angin segar yang bisa mengatasi persoalan backlog di Indonesia.
"Perumahan sebagai salah satu kebutuhan dasar tentu tetap berjalan permintaanya. Jangan lupa backlog perumahan kita yang sudah lebih 13 juta membuat konsumen yang membutuhkan rumah tetap akan membeli properti," jelasnya kepada Bisnis.com, dikutip Sabtu (29/7/2023).
Meskipun tren bisnis properti di sekitar wilayah IKN telah menunjukkan peningkatan, Bambang menambahkan, motor penggerak utama bisnis properti di IKN tetap akan berada di tangan pemerintah melalui program hunian untuk staff dan pegawai pemerintah yang akan menjadi pionirnya.
"Memang beberapa developer besar anggota REI sudah mempunyai komitmen untuk ikut pengembangan kawasan IKN, tentu pengembangnnya akan dillakukan bertahap," pungkasnya.
Baca Juga
Untuk diketahui, sejumlah pengembang yang telah memiliki lahan dan proyek properti di sejumlah kota dekat dengan IKN seperti PT Agung Podomoro Land Tbk (APLN), PT Ciputra Development Tbk (CTRA), hingga Sinarmas Land.
Dalam informasi terbarunya, Sinar Mas Land menilai kebutuhan produk residensial, komersial hingga infrastruktur menjadikan bisnis properti sebagai investasi yang potensial di Kalimantan Timur.
Atas dasar tersebut, pada awal Juli lalu Sinar Mas Land mengumumkan kembali meluncurkan klaster hunian baru yakni Nordville. Klaster ini hadir untuk mengakomodir permintaan terhadap hunian yang lebih luas yang akan dipasarkan di harga mulai dari Rp1,6 miliar.
CEO East Indonesia Sinar Mas Land – Franky Najoan mengatakan klaster Nordville memiliki konsep rumah tumbuh yang artinya masih dapat dikembangkan pada masa mendatang.
"Hunian ini kami desain dengan pertimbangan keluarga besar yang kesehariannya aktif di dalam rumah. Selain itu, desain tampak depan rumah yang bergaya minimalis modern mencirikan gaya hidup masyarakat yang dinamis.” ujarnya.
Selanjutnya, Ciputra Group juga baru-baru ini mengumumkan rencana realisasi pengembangan integrated area atau kawasan terpadu di Ibu Kota Nusantara (IKN), Kalimantan Timur.
Managing Director Ciputra Group, Budiarsa Sastrawinata mengatakan kawasan terpadu yang akan dikembangkan mencakup perumahan, hotel, lapangan golf, MICE (meeting, incentive, conference dan exhibition) dan botanical garden.
Di mana, rencana investasi Ciputra ditandai dengan penandatanganan Kesepakatan Kerja Sama antara PT Citra Kotabaru Nusantara dengan PT Bina Karya (Persero) selalu badan usaha Otorita IKN.
“Penandatanganan kesepakatan kerja sama ini merupakan milestone yang sangat berarti bagi kami. Karena akhirnya kami bisa menindaklanjuti konsep pengembangan yang sudah lama kami siapkan untuk diimplementasikan di IKN,” kata Budiarsa dalam keterangan resminya beberapa waktu lalu.
Kemudian, di awal tahun lalu Agung Podomoro Land juga baru saja mengumumkan pengembangan kawasan hunian premium dengan standar hunian sehat yakni The Premiere Hills di Samarinda.
Assistant Vice President Marketing The Premiere Hills, Yenti Lokat mengatakan pengembangan ini dilakukan berdasarkan minat pasar yang cukup tinggi terhadap gaya hidup sehat.
Dia menerangkan, proyek ini dibangun seluas 14 hektare dengan 189 unit rumah ini merupakan satu-satunya kawasan hunian yang menunjang kebutuhan gaya hidup sehat di Samarinda.
"The Premiere Hills menjadi solusi tempat tinggal yang nyaman bagi masyarakat produktif yang beraktivitas di kawasan kota segitiga ini," pungkas Yenti.