Bisnis.com, JAKARTA - Konsultan properti Jones Lang LaSalle (JLL) Indonesia belum melihat adanya dampak dari pemindahan ibu kota ke Kalimantan Timur terhadap pasar properti di Jakarta.
Head of Research JLL Indonesia, Yunus Karim, menyampaikan, pihaknya masih perlu melihat berapa banyak yang akan pindah ke Ibu Kota Nusantara (IKN). Apalagi proses perpindahannya dilakukan secara bertahap.
“Kita belum lihat itu berdampak signifikan terhadap pasar properti di Jakarta,” kata Yunus dalam JLL Indonesia Media Briefing secara virtual, Selasa (25/7/2023).
Untuk penjualan apartemen, Yunus menuturkan, 10 tahun yang lalu apartemen dilihat sebagai produk investasi untuk mendapatkan capital gain dan recurring income.
Kemungkinan beberapa tahun ke depan masyarakat masih melihat apartemen untuk hal tersebut, sehingga sektor apartemen di Jakarta masih bergantung pada permintaan.
Secara permintaan, diakui Yunus masih tergolong soft dengan jumlah apartemen yang terjual setiap kuartalnya kurang lebih mirip dan saat ini proyek-proyek yang menjadi perhatian bagi para pembeli adalah proyek yang akan selesai dibangun.
Baca Juga
Selain itu, dia menyebut ada beberapa faktor lain yang menjadi pertimbangan konsumen sebelum membeli apartemen, yaitu komitmen pengembang dalam menyelesaikan pembangunan dan lokasi yang mudah di akses.
Dengan kondisi ini, pihaknya melihat bahwa para pengembang masih wait and see sehingga tidak ada penambahan dari sisi kompetisi. Lalu, untuk dapat menarik para pembeli untuk membeli produknya, harga apartemen tergolong flat selama beberapa tahun terakhir.
Namun demikian, dalam 5 tahun terakhir tingkat penjualan apartemen masih lumayan sehat di angka sekitar 80 persen. Lalu di kuartal II/2023, JLL Indonesia juga melihat untuk semua produk yang dijual rata-rata saat ini sudah terjual sebanyak 84 persen.
Adapun, untuk pengembangan rumah tapak, dia mengatakan dengan masih banyaknya permintaan yang ada, para pengembang menjadi cukup aktif dalam meluncurkan klaster atau bahkan meluncurkan perumahan skala besar baru di daerah sekitar ibu kota.
Yunus mencatat pada semester 1/2023, sebanyak 2 perumahan yang diluncurkan, dan di semester II/2023 akan ada 2 perumahan yang diluncurkan, masing-masing di Tangerang dan di Bogor.
Kendati demikian, Yunus mengatakan, tidak bisa dipukul rata lagi secara umum bahwa apartemen mungkin akan lebih diminati masyarakat, mengingat masyarakat saat ini lebih condong ke arah rumah tapak.
Sehingga, dia berpesan bagi pengembang apartemen untuk memiliki unique selling point, bagaimana fasilitas, aksesibilitas, dan produk yang ditawarkan mungkin bisa lebih menambah nilai menjual dibandingkan apartemen biasa.