Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Banjir Dolar AS! RI Bisa Dapat US$60 Miliar per Tahun dari DHE

Menko Perekonomian Airlangga Hartarto mengatakan Indonesia bisa mendapat tambahan US$60 miliar per tahun dari devisa hasil ekspor (DHE).
Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto (kedua kiri) menyampaikan paparan didampingi Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati (kiri), Gubernur Bank Indonesia Perry Warjiyo (kedua kanan) dan Ketua Dewan Komisioner OJK Mahendra Siregar saat konferensi pers devisa hasil ekspor (DHE) di Kantor Kemenko Perekonomian, Jakarta, Jumat (28/7/2023). JIBI/Bisnis/Suselo Jati.
Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto (kedua kiri) menyampaikan paparan didampingi Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati (kiri), Gubernur Bank Indonesia Perry Warjiyo (kedua kanan) dan Ketua Dewan Komisioner OJK Mahendra Siregar saat konferensi pers devisa hasil ekspor (DHE) di Kantor Kemenko Perekonomian, Jakarta, Jumat (28/7/2023). JIBI/Bisnis/Suselo Jati.

Bisnis.com, JAKARTA – Menteri Koordinator bidang Perekonomian Airlangga Hartarto memproyeksikan potensi devisa hasil ekspor (DHE) yang akan masuk ke dalam negeri sebesar US$60 miliar dalam satu tahun. 

Airlangga mengatakan paling sedikit DHE yang akan masuk sebesar US$60 miliar atau setara dengan Rp904,9 triliun (asumsi kurs setara dengan Rp15.000 per dolar AS). 

“Pada 2022, SDA dari 4 sektor total mencapai US$203 miliar. Ketentuan DHE SDA maka minimal kalau 30 persen dari US$203 miliar itu, nilainya US$60 miliar per tahun. Jadi antara US$60-US$100 milar, itu range yang bisa kita dapatkan,” jelasnya dalam konferensi pers di Gedung Kemenko Perekonomian, Jakarta, Jumat (28/7/2023). 

Sektor-sektor tersebut terdiri dari pertambangan, perkebunan, perhutanan, dan perikanan dengan total 1.545 pos tarif yang devisa hasil ekspornya wajib ditempatkan di dalam negeri. 

Lebih lanjut, Airlangga mengungkapkan bahwa sektor terbesar yang akan menyumbang DHE adalah pertambangan atau 44 persen atau sekitar US$129 miliar utamanya batu bara. 

Untuk sektor perkebunan diperkirakan akan menyumbang US$55,2 miliar atau 18 persen dan komoditas terbesar, yaitu kelapa sawit. 

"Perhutanan diproyeksi sebesar US$11,9 miliar atau 4,1 persen dan terbesar berasal dari pulp and paper industry. Perikanan US$6,9 miliar, dari udang," tambah Airlangga. 

Adapun, kebijakan DHE ini untuk mendorong agar sumber pembiayaan dan pembangunan ekonomi di dalam negeri. Selain itu, juga meningkatkan investasi dan kualitas SDA dan menjaga stabilitas makro dan pasar keuangan domestik, termasuk penambahan cadangan devisa (cadev). 

Pada kesempatan yang sama, Gubernur Bank Indonesia (BI) Perry Warjiyo mengungkapkan dukungannya terhadap kebijakan yang akan mulai berlaku pada 1 Agutsus 2023 tersebut. 

“BI mendukung penuh PP No. 36/2023 ini dan kami akan mengeluarkan perubahan atau penyempurnaan peraturan BI yang sudah ada berkaitan dengan DHE dan devisa pembayaran impor,” ujarnya. 

Sebagaimana diketahui, BI telah menerapkan term deposit (TD) valas terhadap DHE SDA sejak 1 Maret 2023.

Di sisi lain, BI melaporkan posisi cadangan devisa Indonesia pada Juni 2023 sebesar US$137,5 miliar. Jumlah tersebut turun jika dibandingkan dengan posisi pada bulan sebelumnya yang sebesar US$139,3 miliar.

Meski menurun, BI menilai cadangan devisa tersebut mampu mendukung ketahanan sektor eksternal serta menjaga stabilitas makroekonomi dan sistem keuangan.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper