Bisnis.com, TANGERANG — Indonesian Petroleum Association (IPA) menyampaikan rekomendasi khusus kepada pemerintah terkait dengan peta jalan investasi industri hulu migas jangka panjang di tengah arah transisi energi saat ini.
Rekomendasi itu disampaikan saat pergelaran IPA Convention & Exhibition (Convex) ke-47, BSD Tangerang, Selasa (25/7/2023).
Rekomendasi berbentuk White Paper dengan judul Achieving Resilience in the Energy Transition to Safeguard Indonesia’s Economic Growth and Sustainable Development itu berkolaborasi dengan lembaga riset energi Wood Mackenzie.
“Merancang peta jalan itu sangat penting untuk Indonesia supaya rencana investasi dari perusahaan migas itu terkonfirmasi ya,” kata President IPA sekaligus President Petronas Carigali Indonesia Yuzaini Md Yusof saat ditemui selepas pembukaan IPA Convex.
Selain itu, Yuzaini menambahkan, perlu sejumlah stimulus fiskal dan nonfiskal untuk mendorong daya saing investasi hulu migas di Indonesia dibandingkan dengan sejumlah kompetitor.
Apalagi, kata dia, permintaan energi fosil hingga 2050 masih tumbuh secara volume di tengah tren peralihan investasi pada produk rendah karbon.
Baca Juga
Di sisi lain, dia menggarisbawahi, terdapat urgensi untuk segera merumuskan aturan yang lebih komprehensif soal inisiatif dan rantai pasok fasilitas penangkapan, pemanfaatan, dan penyimpanan karbon (CCS/CCUS) di industri hulu migas domestik.
“Proyek CCS/CCUS di Indonesia masih berkembang, sekalipun beberapa proyek masih berisiko dan perlu dukungan regulasi selanjutnya,” kata dia.
Sementara itu, Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Arifin Tasrif mengatakan bahwa di era transisi energi, subsektor minyak dan gas bumi (migas) masih memegang peranan penting dalam menyediakan kebutuhan energi global, berkaca pada peningkatan produksi dan konsumsi migas global dalam 10 tahun terakhir.
Arifin menyampaikan, produksi minyak meningkat dari 88,6 juta barel per hari pada tahun 2012 menjadi 93,8 juta barel per hari pada tahun 2022, sedangkan konsumsi minyak meningkat dari 89,1 juta barel per hari pada tahun 2012 menjadi 97,3 juta barel per hari pada tahun 2022.
Adapun, produksi gas juga meningkat 20 persen dalam 10 tahun terakhir dan laju pertumbuhan konsumsi gas sebesar 1,7 persen per tahun.
"Hal ini menunjukkan bahwa di era transisi energi saat ini, minyak dan gas bumi masih berperan penting dalam menyediakan kebutuhan energi global yang terjangkau dan dapat diandalkan khususnya di sektor transportasi dan industri,” kata Arifin pada Opening Ceremony IPA Convex.
Arifin mengatakan, ketahanan energi membutuhkan pasokan yang lebih aman yang berkelanjutan, yang tidak terpengaruh guncangan dan ketidakpastian, serta rendah emisi karbon.
"Industri minyak dan gas tengah menghadapi tekanan yang tinggi untuk mengklarifikasi implikasi transisi energi bagi operasi dan model bisnisnya, serta untuk menjelaskan kontribusi yang dapat diberikan untuk mengurangi emisi gas rumah kaca [GRK]," ujarnya.