Bisnis.com, JAKARTA - Indonesia National Air Carrier Association (INACA) optimistis pasar penerbangan akan melanjutkan tren pertumbuhannya di semester II/2023. Periode high season dan harga bahan bakar yang relatif stabil menjadi katalis positif.
Sekretaris Jenderal INACA Bayu Sutanto memaparkan, salah satu faktor pendukung pertumbuhan sektor penerbangan pada paruh kedua 2023 adalah periode high season yang akan terjadi. Dia mengatakan, industri penerbangan masih akan memasuki musim liburan pada Agustus 2023 dan masa libur Natal dan Tahun Baru pada Desember 2023.
"Kami lihat semester II masih bagus prospeknya. Masih ada holiday season khususnya penerbangan internasional yang inbound sampai Agustus dan juga Natal Tahun Baru sampai akhir tahun," jelas Bayu saat dihubungi, Senin (24/7/2023).
Selain itu, INACA juga melihat tidak ada kenaikan biaya operasional pada semester II/2023. Hal ini seiring dengan minimnya fluktuasi harga avtur dan nilai tukar dolar AS yang umumnya akan mempengaruhi beban operasional maskapai.
Bayu menambahkan, saat ini ketersediaan pasokan pesawat masih sesuai dengan tren kenaikan permintaan dari penumpang.
Di sisi lain, salah satu tantangan yang berpotensi dihadapi maskapai pada semester II/2023 adalah ketimpangan antara ketersediaan armada dengan pertumbuhan jumlah penumpang. Bayu menyebutkan saat ini terdapat antrean cukup panjang untuk perawatan pesawat dan mesinnya setelah pandemi usai.
Baca Juga
Selain itu, Bayu juga mengimbau agar risiko tingkat keselamatan penerbangan di Indonesia tetap terjaga dengan baik. Menurutnya, saat ini ada tren penurunan safety level, khususnya penerbangan general aviation di Papua dalam beberapa waktu belakangan.
"Hal ini yang bisa mempengaruhi country risk sehingga premi asuransi dan sewa pesawat bisa meningkat," pungkasnya.
Sebelumnya, Direktur Utama AP II Muhammad Awaluddin menjelaskan, jumlah pergerakan penumpang di bandara yang dikelola AP II telah mencapai sekitar 38 juta orang sepanjang semester I/2023.
Catatan tersebut mencerminkan tingkat pemulihan atau recovery rate sebesar 85 persen dari semester I/2019 atau periode sebelum pandemi Covid-19.
Awaluddin melanjutkan, recovery rate pada 20 bandara yang dikelola AP II sepanjang paruh pertama 2023 telah melampaui proyeksi International Air Transport Association (IATA) yang menyebutkan recovery rate jumlah penumpang di Asia Pasifik pada sepanjang 2023 sebesar 84 persen.
Sementara itu, PT Angkasa Pura I (Persero) atau AP I tercatat melayani sebanyak 33,11 jura pergerakan penumpang dari 15 bandara yang dikelola perseroan pada semester I/2023. Jumlah tersebut mencatatkan tingkat pemulihan atau recovery rate mencapai 87 persen dari periode sebelum pandemi Covid-19.