Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

5 Fakta Blok Tuna, Digarap BUMN Rusia hingga Terimbas Sanksi Eropa

Adanya kemitraan dengan BUMN Rusia belakangan membuat Premier Oil mengalami kesulitan untuk merealisasikan rencana pengembangan Blok Tuna.
Ilustrasi pengeboran minyak lepas pantai/Bloomberg
Ilustrasi pengeboran minyak lepas pantai/Bloomberg

BUMN Rusia Pilih Hengkang dari Blok Tuna, Mitra Baru Tengah Dicari

4. ZN Asia hengkang dan pencarian mitra baru

SKK Migas mengungkapkan bahwa ZN Asia akan hengkang dari Blok Tuna. Namun, hingga saat ini, SKK Migas belum mengetahui siapa calon pengganti ZN Asia.

"Memang ZN kan akan walk out sedang proses. Harbour akan memiliki partner baru, siapa terus terang kita belum tahu," kata Deputi Eksplorasi, Pengembangan dan Manajemen Wilayah SKK Migas Benny Lubiantara, Selasa (18/7/2023).

Namun, Benny tidak menutup kemungkinan nantinya yang akan menggantikan ZN Asia di Blok Tuna adalah perusahaan migas dalam negeri. 

"Perusahaan minyak nasioal bisa juga [dampingi Harbour], tapi sampai saat ini kami belum tau," ujarnya.

Sebelumnya, Kementerian ESDM menargetkan pendamping baru untuk operator Blok Tuna dapat diumumkan paling cepat tahun ini.

Direktur Jenderal Minyak dan Gas Bumi Tutuka Ariadji mengatakan, kepastian itu mesti segera diputuskan untuk merealisasikan rencana pengembangan Lapangan Tuna.

“Kita membantu Premier untuk mencari mitranya karena Inggris itu memberi sanksi perusahaannya tidak boleh transaksi dengan perusahaan Rusia, kalau cost recovery itu kan ditanggung bersama, tidak bisa dilakukan,” kata Tutuka kepada Bisnis, Senin (3/4/2023). 

5. Gas Blok Tuna diekspor ke Vietnam

Selain itu, fakta menarik yang perlu diketahui adalah bahwa produksi gas dari Blok Tuna bakal diekspor ke Vietnam. Pemerintah menargetkan bisa mengekspor gas ke Vietnam pada 2026 mendatang.

Menteri ESDM Arifin Tasrif belum memerinci berapa besaran volume gas yang akan dieskpor. Namun, dia mengungkapkan bahwa potensi gas yang dihasilkan di Blok Tuna berkisar 100-150 million standard cubic feet per day (MMscfd).

“Potensinya di sana 100-150 MMscfd. Kami sih targetnya 2026 sudah bisa ekspor,” tutur Arifin saat berbincang dengan media di Kementerian ESDM, Jumat (23/12/2022).

Dia menuturkan, ekspor gas ke Vietnam lebih menguntungkan ketimbang harus menyalurkan gasnya ke Indonesia. Hal ini lantaran Blok Tuna lebih dekat dengan Vietnam. Nantinya, akan dibangun pipa gas untuk menyalurkan gas tersebut ke Vietnam.

Berdasarkan catatan Bisnis, fasilitas produksi terdekat dari Blok Tuna yang berada di perairan Indonesia adalah di wilayah kerja Natuna Sea Block A yang berjarak sekitar 385 kilometer (km). Alhasil, pengembangan lapangan Tuna bisa menjadi tidak ekonomis jika disalurkan ke Indonesia memakai fasilitas tersebut.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Halaman
  1. 1
  2. 2
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper