Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

SKK Migas Blak-blakan soal Ekspor Hasil Blok Tuna ke Vietnam

SKK Migas menjelaskan alasan melakukan ekspor gas hasil dari Blok Tuna ke Vietnam.
Blok migas/Ilustrasi
Blok migas/Ilustrasi

Bisnis.com, JAKARTA - Satuan Kerja Khusus Pelaksana Kegiatan Usaha Hulu Minyak dan Gas Bumi (SKK Migas) menjelaskan alasan melakukan ekspor gas hasil dari Blok Tuna ke Vietnam.

Wakil Kepala SKK Migas Nanang Abdul Manaf mengatakan bahwa jarak dari Blok Tuna ke pihak Vietnam hanya berjarak 10 KM saja jika dibandingkan harus memutar arah ke domestik yang berjarak 600 KM.

"Terkait dengan Tuna ini kenapa kita kirim ke Vietnam hanya tinggal 10 km kemudian di situ ada eksiting gas production facility punya Harbour tetapi KKKS dengan Vietnam ini bisa disinergikan dibaningkan harus ditarik ke domestik 600 km," kata Nanang di Gedung SKK Migas dikutip, Rabu (19/7/2023).

Selain jarak, Nanang juga mengatakan bahwa dari sisi biaya yang dikeluarkan jauh lebih efisien dibandingkan dengan membalik arah ke domestik.

Tidak hanya itu, Nanang juga menyebut harga yang diberikan oleh Vietnam dapat menjadi modal bagi proyek-proyek yang terdapat di perbatasan.

"Dari sisi cost sangat jauh lebih efisien tentunya dengan harga yang atraktif oleh Vietnam tentunya ini menjadi sangat bagus untuk proyek yang ada di frontier," ujarnya.

Diberitakan sebelumnya, Pemerintah melalui Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) menargetkan bisa mengekspor gas ke Vietnam pada 2026. Gas yang akan diekspor tersebut berasal dari Blok Tuna yang berada di lepas pantai Natuna Timur, tepat di perbatasan Indonesia-Vietnam.

Blok Tuna ini dioperatori oleh Premier Oil Tuna B.V. (Harbour Energy Group) dengan hak partisipasi 50 persen. Premier Oil bermitra dengan perusahaan migas pelat merah asal Rusia, Zarubezhneft lewat anak perusahaannya, ZN Asia Ltd yang juga memegang hak partisipasi 50 persen. 

Menteri ESDM Arifin Tasrif belum memerinci berapa besaran volume gas yang akan dieskpor. Namun, dia mengungkapkan bahwa potensi gas yang dihasilkan di Blok Tuna berkisar 100-150 million standard cubic feet per day (MMscfd).

“Potensinya di sana 100-150 MMscfd. Kami sih targetnya 2026 sudah bisa ekspor,” tutur Arifin saat berbincang dengan media di Kementerian ESDM, Jumat (23/12/2022)


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Lukman Nur Hakim
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper