Bisnis.com, JAKARTA - Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto merespons ihwal data pertumbuhan ekonomi kuartal II/2025 sebesar 5,12% secara tahunan (yoy) yang melebihi ekspektasi perkiraan ekonom sehingga menimbulkan keraguan.
Usai konferensi pers menanggapi data pertumbuhan kuartal II/2025, Selaa (5/8/2025), Airlangga merespons singkat pertanyaan wartawan yang bertanya apabila ada penyesuaian data yang dilakukan Badan Pusat Statistik (BPS) dari keadaan sebenarnya.
Namun, Airlangga membantah dugaan itu. Sesaat memasuki mobilnya untuk menuju pulang, dia membantah dengan melambaikan tangannya ke wartawan.
"Mana ada [pengkondisian data]," ujarnya singkat kepada wartawan sebelum menutup kaca mobilnya dan meninggalkan lobi kantor Kemenko Perekonomian, Jakarta, Selasa (5/8/2025).
Airlangga menuturkan, pertumbuhan pada tiga bulan kedua 2025 itu disokong oleh konsumsi rumah tangga yang tumbuh 4,97% yoy, dengan kontribusi kepada PDB 54%. Sementara itu, investasi atau Pembentukan Modal Tetap Bruto (PMTB) tumbuh 6,99% yoy, atau tertinggi sejak kuartal II/2021. Keduanya menjadi dua motor terbesar pertumbuhan ekonomi kuartal II/2025.
Sementara itu, transaksi eceran juga uang elektronik meningkat, sebagaimana di marketplace dan mobilitas masyarakat berkat stimulus ekonomi untuk tiket pesawat, kereta api maupun diskon jalan tol.
Baca Juga
Sebelumnya, BPS melaporkan pertumbuhan ekonomi kuartal II/2025 melesat 5,12% secara tahunan atau year-on-year (yoy) dan melebihi proyeksi dari konsensus ekonom. Padahal, pertumbuhan PDB tiga bulan kedua tahun ini sebelumnya diperkirakan tumbuh sekitar 4,8% yoy.
Berdasarkan pemberitaan Bisnis sebelumnya, proyeksi dari 30 ekonom maupun lembaga yang dihimpun Bloomberg menunjukkan, median atau nilai tengah pertumbuhan PDB kuartal II/2025 adalah adalah 4,8% yoy. Estimasi tertinggi yakni pertumbuhan hingga 5% sedangkan terendah 4,6% yoy.
Proyeksi pertumbuhan tertinggi 5% diramalkan oleh Gareth Leather dari Capital Economics, Ltd. dan Enrico Tanuwidjaja dari PT Bank UOB Indonesia, sedangkan terendah oleh Moody's Analytics Singapore, Jeemin Bang sebesar 4,6%.
Bank-bank BUMN seperti PT Bank Mandiri (Persero) Tbk. (BMRI) memproyeksikan pertumbuhan sebesar 4,79% atau setara dengan nilai rata-rata konsensus para ekonom tersebut. PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk. (BBNI) meramalkan pertumbuhan lebih tinggi 4,9%.
Salah satu ekonom yang proyeksinya dihimpun oleh Bloomberg, Kepala Ekonom Bank Permata Josua Pardede sebelumnya memperkirakan PDB kuartal II/2025 hanya tumbuh 4,76% yoy. Dia menyebut, data Badan Pusat Statistik (BPS) yang dirilis hari ini mengejutkan pasar.
"Pertumbuhan ekonomi Indonesia pada kuartal II-2025 sebesar 5,12% (yoy) yang diumumkan oleh BPS memang mengejutkan pasar, terutama karena seluruh estimasi konsensus Bloomberg berada di bawah angka tersebut—bahkan estimasi tertingginya hanya menyentuh 5,0%," terang Josua kepada Bisnis, Selasa (5/8/2025).
Menurut Josua, lonjakan pertumbuhan yang dirilis BPS itu tidak hanya melampaui ekspektasi pasar, tetapi juga terjadi di tengah narasi yang kontras. Salah satunya adalah Purchasing Managers’ Index (PMI) manufaktur yang masih berada di zona kontraksi selama kuartal tersebut, yakni berkisar 49.
Tidak hanya itu, persepsi umum menunjukkan konsumsi rumah tangga belum sepenuhnya pulih.
"Maka, muncul pertanyaan fundamental: dari mana sebenarnya sumber pertumbuhan yang mengejutkan ini?," ungkap Josua.
Tidak hanya itu, Chief Economist Bank Mandiri Andry Asmoro juga mengakui bahwa pertumbuhan ekonomi 5,12% yang dirilis BPS itu melebihi ekspektasi pasar, yakni per data konsensus ekonom yang dihimpun Bloomberg diestimasi hanya 4,8% yoy secara rata-rata.
Andry mengatakan bahwa pertumbuhan itu melonjak dari kuartal I/2025 yang hanya 4,87% yoy. Artinya, perkiraan sebelumnya pertumbuhan kuartal II/2025 melambat dari kuartal I/2025.
"[Pertumbuhan] didukung konsumsi rumah tangga yang lebih kuat dan kenaikan aktivitas investasi. Permintaan eksternal juga berkontribusi positif, dengan ekspor terakselerasi jelang penerapan tarif impor AS," ujar Andry dalam keterangan tertulis, Selasa (5/8/2025).
Sebelumnya, BPS melaporkan PDB Indonesia tercatat sebesar Rp5.947 triliun atas dasar harga berlaku. Lalu, PDB atas harga konstan mencapai Rp3.396,3 triliun.
"Sehingga pertumbuhan ekonomi Indonesia pada triwulan 2/2025 bila dibandingkan dengan triwulan 2/2024 atau secara YoY tumbuh sebesar 5,12%," ujar Edy.
Kemudian, pertumbuhan secara kuartalan sebesar 4,04% apabila dibandingkan dengan kuartal I/2025.