Bisnis.com, JAKARTA - Satuan Kerja Khusus Pelaksana Kegiatan Usaha Hulu Minyak dan Gas Bumi (SKK Migas) buka suara terkait dengan mitra baru dalam pengembangan blok Masela.
Kepala SKK Migas Dwi Soetjipto mengatakan bahwa sampai saat ini pihaknya belum mendapatkan informasi resmi tentang mitra baru dalam blok Masela ini.
“Sejauh ini belum ada informasi yang resmi tapi seluruh anggota konsorsium ini barangkali perlu mendapat teknikal support,” kata Dwi di Gedung SKK Migas, Selasa (18/7/2023).
Namun, terkait dengan technical support Dwi menyebut bahwa memungkinkan adanya kerja sama dengan pihak lain yang memiliki pengalaman.
Meskipun demikian, Dwi menegaskan sampai saat ini belum ada informasi adanya kerja sama dengan pihak lain di blok Masela ini.
“Tapi sejauh ini kita belum mendapakan informasi tertulis, kita lihat saja perkembangannya,” ujarnya.
Baca Juga
Sebelumnya, Menteri ESDM Arifin Tasrif mengatakan, Shell telah sepakat untuk melepas sahamnya di Blok Masela ke PT Pertamina (Persero). Kesepakatan pengalihan saham tersebut ditargetkan rampung pada akhir Juni 2023.
"Alhamdulillah, Masela sudah ada titik temu, jalan keluar, Shell mau melepas sahamnya ke Pertamina dan ini dieksekusi akhir bulan ini. Jadi telah disepakati," ujar Arifin dalam rapat kerja dengan Komisi VII DPR RI, Selasa (13/6/2023).
Dengan hengkangnya Shell, lanjut Arifin, nantinya Blok Masela akan dikelola oleh konsorsium Inpex Masela Ltd, Pertamina, dan mitra potensial lainnya, salah satunya raksasa migas Malaysia, Petroliam Nasional Berhad atau Petronas.
Tak hanya Petronas, pemerintah juga membuka peluang untuk partisipasi dari pihak lain yang memiliki kompentensi guna mendukung kepastian proyek pengembangan Blok Masela bisa berjalan.
