Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Buru 'Harta Karun' Migas Jumbo di Papua, SKK Migas Lakukan Studi Lanjutan

Pengembangan Cekungan Warim di Papua yang sebagian areanya tumpang tindih dengan Taman Nasional Lorentz masih membutuhkan studi lanjutan
Blok migas/Ilustrasi
Blok migas/Ilustrasi

Bisnis.com, JAKARTA - Satuan Kerja Khusus Pelaksana Kegiatan Usaha Hulu Minyak dan Gas Bumi (SKK Migas) masih melakukan studi terkait dengan pengembangan Cekungan Warim di Papua.

Kepala SKK Migas Dwi Soetjipto mengatakan bahwa pihaknya akan fokus melakukan studi untuk pengembangan Cekungan Warim yang tidak bersinggungan dengan Taman Nasional Lorentz. Menurutnya, hanya 9 persen dari area Cekungan Warim yang masih bersinggungan dengan salah satu situs warisan dunia Unesco itu. 

“Blok Warim itu hanya 9 persen dari areanya itu yang overlap ” kata Dwi dalam konferensi pers capaian kinerja hulu migas semester I/2023 di Jakarta pada Selasa, (18/7/2023).

Dwi mengatakan bahwa studi masih dilakukan guna mengetahui data yang lebih tepat dan akurat terhadap potensi yang berada di Cekungan Warim. Sebab, dari survei seismik awal wilayah Warim, kata Dwi, SKK Migas belum mendapatkan data yang akurat karena survei dilakukan melalui udara.

Dwi mengimbuhkan bahwa saat ini selain studi lanjutan, pihaknya juga mendalami terkait dengan masalah keamanan yang berada di wilayah Warim.

“Banyak hal yang harus kita studi di sana masalah keamanan dan sebagainya yang membuat operator lama tidak meneruskan barang kali begitu posisinya,” ujarnya.

Adapun, ConocoPhilips sempat memegang hak pengelolaan blok tersebut sebelum pada akhirnya dilepas pada pertengahan 2015. Saat itu, ConocoPhilips ingin fokus pada pengembangan lapangan di Palangkaraya, Kalimantan. 

Selain itu, masalah logistik dan perizinan disebutkan jadi alasan utama mundurnya KKKS asal Amerika Serikat tersebut dari cekungan yang belakangan kembali jadi perhatian pemerintah. 

Sebelumnya, Kepala Divisi Eksplorasi, Lingkungan Deputi Eksplorasi, Pengembangan dan Manajemen Wilayah Kerja SKK Migas Sunjaya Eka Saputra mengungkapkan bahwa Kementerian ESDM telah bersurat dengan KLHK untuk dapat mengembangkan cekungan kaya migas tersebut. 

“Sudah kita kirim surat ke KLHK untuk bisa diberikan dispensasi, toh tidak semuanya, hanya ada satu hingga dua area saja yang prospeknya itu masuk ke area Lorentz,” kata Eka, Rabu (17/5/2023).  

Berdasarkan data milik Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) dari hasil studi geologi awal, Cekungan Warim memiliki potensi 25.968 juta barel minyak (MMBO) dan 47,27 triliun kaki kubik gas (Tcf).

Kendati potensi sumber daya Cekungan Warim terbilang besar, SKK Migas menyebut lapangan itu relatif sulit untuk dikembangkan lantaran letak geografis yang berisiko dari sisi keamanan dan lingkungan.  

“Selain taman nasional dan lingkungan, operasional sangat challenging karena risikonya malaria di sana, kemudian ada daerah-daerah yang tempat aktif penembakan,” kata dia.   

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper