Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Jelang Pengumuman BPS, Surplus Neraca Perdagangan Diproyeksi Naik Jadi US$1,33 Miliar

Surplus neraca perdagangan Indonesia pada Juni 2023 diramal mencapai US$1,33 miliar. Melonjak dari bulan sebelumnya.
Ilustrasi kapal mengangkut kontainer untuk diekspor ke luar negeri. JIBI/Rifki
Ilustrasi kapal mengangkut kontainer untuk diekspor ke luar negeri. JIBI/Rifki

Bisnis.com, JAKARTA – Neraca perdagangan Indonesia diperkirakan kembali mencetak surplus pada Juni 2023. Neraca perdagangan sendiri secara resmi akan diumumkan oleh Badan Pusat Statistik besok, Senin (17/7/2023).

Ekonom Bank Mandiri Faisal Rachman memperkirakan surplus neraca perdagangan pada periode tersebut mencapai US$1,33 miliar, naik dari surplus bulan sebelumnya yang sebesar US$440 juta.

“Perkiraan surplus Juni 2023  merupakan peningkatan dari surplus US$440 juta pada Mei 2023, meskipun masih di bawah tren yang telah berlangsung selama dua tahun terakhir,” katanya, Minggu (16/7/2023).

Faisal mengatakan surplus terjadi bukan karena lonjakan transaksi bisnis. Kinerja ekspor dan impor diperkirakan menurun seiring dengan menurunnya aktivitas perdagangan global akibat melemahnya permintaan global.

Pada Juni 2023, kinerja ekspor diperkirakan turun sebesar 22,36 persen secara tahunan (year-on-year/yoy), sementara impor diperkirakan turun 9,67 persen yoy.

Penurunan aktivitas perdagangan ini menurut Faisal dapat dipicu oleh tingginya base effect pada Mei 2023, yang dipengaruhi oleh penumpukan pengiriman setelah libur Lebaran.

Selain itu, harga komoditas, misalnya batu bara dan CPO yang merupakan komoditas ekspor utama Indonesia diperkirakan melanjutkan tren penurunan pada Juni 2023.

Di sisi lain, penurunan PMI manufaktur China tercermin dari kinerja perdagangannya yang melambat pada Juni 2023. Nilai ekspor China mengalami penurunan signifikan sebesar 12,4 persen yoy.

Penurunan ini merupakan yang paling dalam lebih dari tiga tahun terakhir. Pada saat yang sama, impor juga mengalami penurunan sebesar -6,8 persen yoy.

Dengan perkembangan tersebut, Faisal memperkirakan neraca transaksi berjalan (current account) Indonesia pada akhir 2023 akan mencatatkan defisit yang terkendali. 

Hal ini sejalan dengan kinerja ekspor yang diperkirakan akan semakin menurun sebagai dampak dari penurunan harga komoditas yang didorong oleh melemahnya permintaan global. 

Sebaliknya, impor diperkirakan akan mencatatkan kinerja yang lebih baik dibandingkan ekspor, didukung oleh ketahanan ekonomi domestik yang masih terjaga.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Penulis : Maria Elena
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper