Bisnis.com, JAKARTA - Perum Bulog buka suara terkait rencana India untuk melarang ekspor beras non-basmati sebagai respons terhadap harga domestik yang melonjak dan menghindari risiko inflasi.
Sekretaris Perusahaan Perum Bulog, Awaludin Iqbal, menyampaikan, sumber impor beras Indonesia tidak hanya dari India saja. Selain itu, dia menyebut beras yang diimpor dari India juga tidak banyak.
“Sumber impor kita kan nggak hanya India, dan memang dari India juga nggak banyak,” kata Iqbal kepada Bisnis, dikutip Minggu (16/7/2023).
Adapun, beras impor yang masuk ke Indonesia sebagian besar berasal dari Thailand, Vietnam, dan Pakistan sehingga BUMN Pangan itu memastikan stok beras dalam negeri aman meski ada larangan ekspor beras dari India.
Berdasarkan Cadangan Pangan Pemerintah Badan Pangan Nasional (Bapanas) per 12 Juli 2023, stok beras di BUMN Pangan, Perum Bulog dan ID Food, sebanyak 662.257 ton.
Jika diperinci, stok milik Perum Bulog sebanyak 683.647 ton yang berasal dari CBP sebanyak 621.735 ton dan komersil 61.912 ton, sedangkan stok beras milik ID Food sebanyak 558 ton, sehingga total keseluruhan cadangan pangan nasional per 12 Juli 2023 adalah 662.257 ton. Adapun kebutuhan per bulannya mencapai 2,57 juta ton.
Baca Juga
Bapanas sendiri telah menugaskan Perum Bulog untuk impor beras sebanyak 2 juta ton di 2023. Dari jumlah tersebut, sebanyak 500.000 ton harus didatangkan secepatnya. Ini sesuai dengan arahan Presiden Joko Widodo (Jokowi) pada Maret 2023.
“Menindaklanjuti hasil rapat internal bersama Bapak Presiden tanggal 24 Maret 2023 dengan topik Ketersediaan Bahan Pokok dan Persiapan Arus Mudik Idulfitri 1444 H, kami menugaskan Perum Bulog untuk melaksanakan pengadaan cadangan beras pemerintah (CBP) dari luar negeri sebesar 2 juta ton sampai dengan akhir Desember 2023. Pengadaan 500.000 ton pertama agar dilaksanakan secepatnya,” bunyi salinan surat yang ditandatangani Kepala Bapanas Arief Prasetyo Adi, dikutip Minggu (16/7/2023).