Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

BI Targetkan Tingkat Inflasi Turun ke 3,2 Persen pada Akhir 2023

Deputi Gubernur Bank Indonesia Doni P. Joewono menargetkan inflasi dapat turun ke level 3,2 persen pada akhir 2023.
Tim Pengendali Inflasi Daerah (TPID) menggelar pemantauan harga di Pasar Johar dan Superindo Imam Bonjol. /Bisnis - M. Faisal Nur Ikhsan
Tim Pengendali Inflasi Daerah (TPID) menggelar pemantauan harga di Pasar Johar dan Superindo Imam Bonjol. /Bisnis - M. Faisal Nur Ikhsan

Bisnis.com, JAKARTA – Bank Indonesia (BI) menargetkan tingkat inflasi di dalam negeri turun ke kisaran 3,2 hingga 3,3 persen pada akhir 2023.

“Target kita inflasi adalah 3,2-3,3 pesen, itulah yang akan kita capai sampai akhir tahun. Jadi, itulah target kita bersama di pemerintah pusat, semoga upaya dan sinergi kita, dapat kita lakukan bersama untuk kesejahteraan masyarakat,” kata Deputi Gubernur Bank Indonesia Doni P. Joewono dalam acara Gerakan Nasional Pengendalian Inflasi Pangan (GNPIP) Kalimantan, Senin (10/7/2023).

Doni mengatakan bahwa inflasi di dalam negeri turun lebih cepat dari perkiraan sebelumnya. Pada Juni 2023, inflasi tahunan tercatat turun ke level 3,52 persen, dari 4 persen pada bulan sebelumnya.

“Padahal BI memperkirakan inflasi baru mencapai 4 persen itu September, ternyata jauh lebih cepat dari itu,” jelasnya.

Dia menyampaikan melandainya inflasi Indonesia tersebut tidak hanya didorong oleh penurunan harga komoditas, namun juga oleh pasokan barang yang terjaga di dalam negeri.

Sebagai informasi, perkembangan inflasi pada Juni 2023 yang mencapai 0,14 persen secara bulanan (month-to-month/mtm) atau 3,52 persen secara tahunan (year-on-year/yoy), terutama dipengaruhi oleh inflasi inti. 

Inflasi inti pada Juni 2023 tercatat sebesar 0,12 persen mtm, sejalan dengan meningkatnya mobilitas masyarakat seiring penambahan hari cuti bersama Hari Besar Keagamaan Nasional (HBKN) Iduladha. Komoditas utama penyumbang kenaikan inflasi inti yaitu komoditas kontrak dan sewa rumah. 

Secara tahunan, inflasi inti Juni 2023 tercatat sebesar 2,58 persen yoy, lebih rendah dibandingkan dengan inflasi pada bulan sebelumnya sebesar 2,66 persen yoy.

Selain itu, inflasi kelompok volatile food pada Juni 2023 tercatat sebesar 0,44 persen (mtm),  disumbang terutama oleh deflasi pada komoditas bawang merah dan minyak goreng didukung oleh pasokan yang terjaga. 

Kelompok volatile food secara tahunan mengalami inflasi 1,20 persen yoy, lebih rendah dibandingkan dengan inflasi bulan sebelumnya yang sebesar 3,28 persen yoy.  

Lebih lanjut, kelompok administered prices Juni 2023 mencatatkan deflasi sebesar 0,02 persen mtm, dipengaruhi terutama oleh penyesuaian harga bahan bakar minyak nonsubsidi pada 1 Juni 2023. 

Sementara itu, deflasi lebih dalam tertahan oleh inflasi tarif angkutan udara dan rokok kretek filter akibat peningkatan mobilitas saat libur HBKN IdulAdha dan transmisi kenaikan tarif cukai tembakau yang berlanjut. Secara tahunan, kelompok administered prices mengalami inflasi 9,21 persen yoy, lebih rendah dari inflasi bulan sebelumnya sebesar 9,52 persen yoy.


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper