Bisnis.com, JAKARTA – PT Angkasa Pura I atau AP I angkat bicara terkait masuknya Indonesia ke fase endemi Covid-19 pada 2023. Perusahaan belum memiliki rencana untuk merevisi target pergerakan penumpang pada tahun ini.
Rahadian D. Yogisworo, VP Corporate Secretary AP I memaparkan, perseroan tetap berkomitmen memberikan pelayanan terbaik untuk seluruh pelanggan.
Dia menuturkan, pelayanan 15 bandara di bawah pengelolaan AP I akan dilakukan sesuai dengan ketentuan yang berlaku serta mengutamakan prinsip safety, security, services, and compliance.
Rahadian melanjutkan, perseroan belum akan mengubah target pergerakan penumpang pada 2023. AP I masih menargetkan 68 juta pergerakan penumpang pada bandara-bandara yang dikelolanya untuk tahun ini.
“Di mana angka target pergerakan penumpang ini adalah target Rencana Kerja dan Anggaran Perusahaan (RKAP) tahun 2023,” jelas Rahadian saat dihubungi, Senin (3/7/2023).
Sebagai informasi Angkasa Pura I mengelola 15 bandara di tengah dan timur Indonesia, yaitu Bandara I Gusti Ngurah Rai Bali, Bandara Juanda Surabaya, Bandara Sultan Hasanuddin Makassar, Bandara Sultan Aji Muhammad Sulaiman Sepinggan Balikpapan, Bandara Frans Kaisiepo Biak, Bandara Sam Ratulangi Manado, dan Bandara Syamsudin Noor Banjarmasin.
Baca Juga
Kemudian, Bandara Ahmad Yani Semarang, Bandara Adisutjipto Yogyakarta, Bandara Internasional Yogyakarta di Kulon Progo, Bandara Adi Soemarmo Surakarta, Bandara Internasional Lombok Praya, Bandara Pattimura Ambon, Bandara El Tari Kupang, dan Bandara Sentani Jayapura.
Sebelumnya, PT Angkasa Pura II (Persero) atau AP II mengerek target jumlah penumpang pada 2023 menjadi lebih dari 76 juta orang sejalan dengan masa endemi Covid-19.
Direktur Utama AP II Muhammad Awaluddin menjelaskan, pihaknya menaikkan target jumlah penumpang yang dilayani di 20 bandara AP II menjadi 76,65 juta orang. Angka tersebut lebih tinggi sekitar 5 persen dari target awal yang dipatok perseroan sebanyak 73 juta penumpang.
Secara terperinci, Awaluddin mengatakan komposisi penumpang sepanjang 2023 adalah sebesar 70 persen penumpang rute domestik dan 30 persen penumpang rute internasional.
"Kami berharap dicabutnya status pandemi akan memberikan dampak positif terhadap lalu lintas penerbangan," jelas Awaluddin.