Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Peternak Bakal Kurangi Populasi Ayam Petelur Bulan Depan, Ada Apa?

Peternak yang tergabung dalam Perhimpunan Insan Perunggasan Rakyat Indonesia (Pinsar) berencana mengurangi populasi ayam petelur di kandangnya.
Seorang peternak tengah menimbang ayam untuk dijual ke pasar di Kota Padang, Sumatra Barat. Bisnis/Muhammad Noli Hendra
Seorang peternak tengah menimbang ayam untuk dijual ke pasar di Kota Padang, Sumatra Barat. Bisnis/Muhammad Noli Hendra

Bisnis.com, JAKARTA - Peternak layer yang tergabung dalam Perhimpunan Insan Perunggasan Rakyat Indonesia (Pinsar) tengah merencanakan pengurangan populasi ayam petelur di kandangnya.

Wakil Sekretaris Jenderal (Wasekjen) Pinsar Samhadi menyebut, pengurangan populasi ayam menjadi upaya peternak menghadapi permintaan yang rendah pada bulan depan.

"Menghadapi bulan Suro atau Muharram itu bulan yang sepi permintaan, terutama di wilayah Jawa, peternak akan mengatur populasi agar tidak terlalu banyak," ujar Samhadi kepada Bisnis, Jumat (30/6/2023).

Mengurangi jumlah populasi ayam di kandang dianggap menjadi langkah tepat peternak menjaga harga telur agar tidak anjlok di bawah harga pokok produksi (HPP).

Data di lapangan, kata dia, rata-rata HPP telur ayam ras di peternak sudah mencapai Rp24.000 per kilogram. Dengan HPP tersebut, harga telur di tingkat peternak saat ini sudah menyentuh Rp26.000 - Rp26.500 per kilogram. Selisih lebih tinggi Rp2.000 - Rp25.000 dari batas atas harga acuan pembelian (HAP) pemerintah sebesar Rp24.000 per kilogram.

"Begitu permintaan turun itu kan biasanya harga terkoreksi, kalau produksi masih terlalu tinggi harga akan anjlok di bawah HPP," jelasnya.

Menyitir panel harga pangan Badan Pangan Nasional, rata-rata harga telur per 30 Juni 2023 secara nasional sebesar Rp30.570 per kilogram. Harga tersebut sudah melampaui HAP telur di tingkat konsumen sebesar Rp27.000 per kilogram.

Selain permasalahan permintaan yang diproyeksikan menurun di bulan depan, peternak juga mengaku harus menghadapi momok harga jagung pakan yang kian menggila. Samhadi menyebut, harga jagung pakan di peternak saat ini sebesar Rp5.600 - Rp6.000 per kilogram. Padahal, berdasarkan Peraturan Badan Pangan Nasional (Perbadan) Nomor 5 Tahun 2022 menetapkan HAP jagung pipil kering untuk pakan di tingkat konsumen sebesar Rp5.000 per kilogram.

"Padahal lagi banyak panen [jagung], harusnya harga di Rp4.500 - Rp5.000 per kilogram," tuturnya.

Samhadi mengaku bahwa Pinsar telah menyampaikan kekhawatiran peternak ihwal masalah pasokan dan harga jagung kepada Badan Pangan Nasional (Bapanas). Pasokan jagung diprediksi bakal seret di akhir tahun imbas dari fenomena El Nino.

Adapun, peternak memproyeksikan harga jagung akan menyentuh Rp7.000 per kilogram pada akhir tahun ini. Proyeksi harga jagung tersebut dikhawatirkan akan mengkerek biaya produksi para peternak lebih tinggi dan membuat peternak merugi. 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper