Bisnis.com, JAKARTA - Harga telur ayam ras dilaporkan masih tinggi usai Hari Raya Iduladha, yakni mencapai Rp30.570 per kilogram.
Berdasarkan data Panel Harga Badan Pangan Nasional per 30 Juni 2023 harga rata-rata nasional telur ayam ras sebesar Rp30.570 per kilogram. Padahal pemerintah menetapkan Harga Acuan Pembelian (HAP) di tingkat konsumen sebesar Rp27.000 per kilogram.
Wakil Sekretaris Jenderal Persatuan Insan Perunggasan Rakyat (Pinsar), Samhadi menuturkan kenaikan harga telur juga terjadi di tingkat peternak. Saat ini harga telur di peternak wilayah Blitar, Jawa Timur sekitar Rp26.000 - Rp26.500 per kilogram atau 8,3 persen lebih tinggi dari batas atas HAP peternak Rp24.000 per kilogram.
"Kalau melihat HPP [harga pokok produksi] sebenarnya sudah Rp24.000 [per kilogram], kalau harga jualnya Rp26.000 berarti peternak kan ada marjin Rp2.000 per kilogram," ujar Samhadi, Jumat (30/6/2023).
Bahkan, menurut dia harga tersebut sudah turun sekitar Rp300 - Rp500 per kilogram dalam sepekan terakhir. Kenaikan harga telur akibat biaya produksi yang membengkak juga dipicu oleh tingginya harga pakan.
Peternak ayam petelur asal Blitar itu pun mengatakan saat ini harga pakan ternak di pabrik sudah mencapai Rp7.200 - Rp8.000 per kilogram. Harga pakan juga ditentukan dari volume pembelian oleh peternak dan kualitas pakan itu sendiri.
Baca Juga
"Pakan itu jadi dasarnya, karena 70 persen sendiri di biaya produksi," tuturnya.
Menurut Samhadi, meskipun saat ini panen jagung tengah berlangsung tidak serta-merta menurunkan harga jagung pakan. Adapun saat ini harga jagung untuk pakan di peternak berada di kisaran Rp5.600 - Rp6.000 per kilogram, lebih tinggi dari HAP jagung pipil kering di tingkat konsumen berdasarkan Peraturan Badan Pangan Nasional (Perbadan) No. 5/2022 sebesar Rp5.000 per kilogram.
"Padahal lagi banyak panen, harusnya harga jagung itu Rp4.500 - Rp5.000," katanya.
Kepala Badan Pangan Nasional, Arief Prasetyo Adi membenarkan tingginya harga jagung untuk pakan saat ini.
"Dua bulan terakhir harga jagung sebagai pakan ternak naik sampai di atas Rp6.000 dari HAP Rp5.000 per kilogram," ungkap Arief kepada Bisnis.com, Jumat (30/6/2023).
Meskipun harga melampaui HAP, Arief menegaskan pemerintah tak akan membuka keran impor jagung untuk pakan dengan alasan menjaga harga jagung yang baik di tingkat petani.
"Paralel kita fasilitasi distribusi jagung dari daerah produsen seperti Sumbawa ke Kendal dan Blitar," kata Arief.