Bisnis.com, JAKARTA — Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Arifin Tasfrif memberi tenggat penyelesaian divestasi Blok Masela dan proyek migas laut dalam atau Indonesia Deepwater Development (IDD) akhir Juli 2023.
“Masela [dan IDD] kita harapkan akhir Juli harus ada kepastian kalau nggak kita ambil pemikiran lain,” kata Arifin saat ditemui di Kementerian ESDM, Jakarta, Jumat (23/6/2023).
Tenggat itu diberikan Arifin lantaran kedua proyek migas raksasa itu sudah lama terbengkalai yang belakangan berpotensi mengoreksi lini masa produksi migas nasional, 1 juta barel minyak per hari dan 12 miliar gas standar kubik per hari pada 2030 mendatang.
“Due date-nya di Juli supaya pemerintah ada kepastian dan juga ada kepastian pasokan energi jangka panjangnya,” kata Arifin.
Di sisi lain, Arifin menerangkan, pemerintah bakal bertindak tegas jika dua perusahaan migas asing yang ingin melepas saham mereka, Chevron untuk pengelolaan IDD dan Shell pemegang 35 persen hak partisipasi Blok Masela, tidak kunjung segera menyelesaikan proses jual beli saham tersebut bulan depan.
Malahan, dia menuturkan, pemerintah bakal memutus kontrak kedua perusahaan migas internasional itu untuk menarik kembali pengelolaan aset pada negara.
Baca Juga
“Makanya kita minta harus ada kepastian,” kata dia.
Seperti diberitakan sebelumnya, Satuan Kerja Khusus Pelaksana Kegiatan Usaha Hulu Minyak dan Gas Bumi (SKK Migas) menyebut proses alih kelola IDD oleh Chevron kepada Eni telah masuk tahap finalisasi.
Wakil Kepala SKK Migas Nanang Abdul Manaf mengatakan, kedua belah pihak telah menyepakati sejumlah hal krusial dalam proses alih kelola salah satu blok migas besar itu, termasuk nilai divestasi, liabilitas, dan lainnya.
"Menurut info yang saya dapatkan dari CEO Eni dan CEO Chevron sudah mendekati akhir, mendekati penyelesaian karena hal-hal yang berat sudah dilewati," ujar Nanang ketika ditemui di sela acara The 13th Indonesia Human Resource Summit (IHRS) 2023 di Bali Nusa Dua Convention Center, Badung, Bali, dikutip Selasa (20/6/2023).
Di sisi lainnya, Pertamina dipastikan segera mengakuisisi 35 persen hak partisipasi Shell Upstream Overseas Ltd di Blok Masela. Sebagai komitmen pengambilalihan saham tersebut, Pertamina disebut akan melakukan pembayaran separuh dari harga akuisisi yang ditawarkan Shell pada akhir bulan ini.
Direktur Utama Pertamina Nicke Widyawati mengatakan, perseroan memiliki kepentingan untuk segera mengambil alih aset yang telah lama terbengkalai itu sebagai upaya untuk meningkatkan nilai kapitalisasi atau market cap perusahaan migas pelat merah tersebut saat ini.
Selain itu, kata Nicke, penyelesaian proses ambil alih hak pengelolaan itu diharapkan ikut meningkatkan penerimaan negara serta daerah sekitar nantinya.
“Yang harus segera kita finalkan itu Blok Masela, giant block ini bisa segera dengan masuknya Pertamina, komitmen kami sesegera mungkin bisa mengembangkannya agar gas di dalam perut bumi ini bisa dimonetisasi,” kata Nicke dalam media briefing capaian kinerja 2022 Pertamina, Jakarta, Selasa (6/6/2023).