Bisnis.com, JAKARTA - Peringkat daya saing Inggris di bidang investasi turun menurun karena hilangnya kepercayaan para pemimpin bisnis terhadap negara tersebut.
Mengutip Bloomberg, Selasa (20/6/2023), Peringkat Daya Saing Dunia Institute for Management Development (IMD) 2023 yang diterbitkan oleh World Competitiveness Center (WCC) mencatat Inggris turun peringkat menjadi urutan 29 dari 64 negara peserta survei, dari peringkat 23 sebelumnya.
Dalam analisis terpisah, Institute Public Policy Research memperingatkan bahwa kurangnya investasi selama bertahun-tahun menghambat pertumbuhan dan merugikan ambisi untuk mengembangkan industri hijau di Inggris.
Kemudian, diperkirakan bahwa Inggris akan menerima tambahan US$720 miliar atau setara Rp10,8 kuadriliun secara riil, jika memiliki investasi dari perusahaan swasta dan pemerintah tetap berada di rata-rata G7 sejak 2005.
“Inggris sedang mengalami kondisi fobia investasi yang menghancurkan," jelas direktur asosiasi ekonomi di IPPR George Dibb.
Dibb juga menjelaskan bahwa ketidakinginan pemerintah berinvestasi untuk memanfaatkan peluang di masa depan, menyulitkan Inggris keluar dari lingkaran ketidakpastian pertumbuhan yang dihadapi.
Baca Juga
Dalam peringkat daya saing secara keseluruhan, Inggris telah kehilangan posisi dalam semua indikator utama yang menjadi kekhawatiran bagi pemerintah karena ingin menarik investasi untuk mendorong pertumbuhan.
Menurut pendapat responden, Inggris juga dianggap semakin birokratis, pemerintah yang kurang efisien dan angkatan kerja yang kurang produktif.
"Penurunan dramatis dalam indikator survei menunjukkan adanya pesimisme sistemik tentang masa depan," ucap direktur IMD World Competitiveness Centre Arturo Bris.
Bris mengatakan bahwa sentimen bisnis yang memburuk menunjukan bahwa eksekutif kehilangan kepercayaan terhadap negara Inggris.
Menurutnya, ekonomi yang bermasalah, inflasi yang tinggi dan pasar tenaga kerja yang lebih ketat dibandingkan negara industri terkemuka lainnya juga akan berdampak buruk pada sentimen.
Survei dilakukan antara Februari dan Mei 2022 di mana Inggris melewati tiga perdana menteri dan empat kanselir. Survei ini dilakukan kepada 6.400 responden yang terdiri dari eksekutif senior dari seluruh dunia yang diwawancarai.
Sementara itu, Denmark, Irlandia, dan Swiss menjadi tiga negara dengan tingkat daya saing global tertinggi di dunia tahun ini.
Denmark mempertahankan tempatnya di posisi puncak dari tahun lalu, sedangkan Irlandia melonjak dari peringkat ke-11 ke posisi posisi kedua. Adapun Swiss bertahan di posisi ketiga, setelah turun dari peringkat kedua pada tahun 2022 dan peringkat pertama pada tahun 2021.
Ketiganya merupakan negara ekonomi kecil yang memanfaatkan akses mereka ke pasar dan mitra dagang dengan baik, termasuk Singapura yang berada di posisi keempat. Adapun Indonesia menempati urutan ke-34, naik dari posisi 44 pada tahun 2022.