Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Catat! Harga Referensi CPO Turun Jadi US$723,45 per MT 16-30 Juni 2023

Kemendag menetapkan harga referensi crude palm oil (CPO) yang berlaku mulai 16-30 Juni 2023.
Pekerja menata kelapa sawit saat panen di kawasan Kemang, Kabupaten Bogor, Minggu (30/8/2020). Badan Litbang Kementerian ESDM memulai kajian kelayakan pemanfaatan minyak nabati murni (crude palm oil/CPO) untuk pembangkit listrik tenaga diesel (PLTD) hingga Desember 2020. Bisnis/Arief Hermawan P
Pekerja menata kelapa sawit saat panen di kawasan Kemang, Kabupaten Bogor, Minggu (30/8/2020). Badan Litbang Kementerian ESDM memulai kajian kelayakan pemanfaatan minyak nabati murni (crude palm oil/CPO) untuk pembangkit listrik tenaga diesel (PLTD) hingga Desember 2020. Bisnis/Arief Hermawan P

Bisnis.com, JAKARTA - Kementerian Perdagangan (Kemendag) menetapkan harga referensi crude palm oil (CPO) yang berlaku mulai 16-30 Juni 2023.

Dalam Keputusan Menteri Perdagangan No.1040/2023 tentang Harga Referensi Crude Palm Oil yang Dikenakan Bea Keluar dan Tarif Layanan Badan Layanan Umum Badan Pengelola Dana Perkebunan Kelapa Sawit, harga referensi CPO ditetapkan sebesar US$723,45 per MT.

“Menetapkan harga referensi CPO yang dikenakan bea keluar dan tarif layanan badan layanan umum BPDPKS sebesar US$723,45 per MT,” bunyi beleid itu, dikutip Senin (19/6/2023).

Nilai tersebut turun US$88,23 atau 10,87 persen dibanding periode 1-15 Juni 2023 sebesar US$811,68 per MT.

Direktur Jenderal Perdagangan Luar Negeri Kemendag, Budi Santoso, menyampaikan, saat ini harga referensi CPO turun menjauhi ambang batas sebesar US$680 per MT.

Merujuk pada Peraturan Menteri Keuangan (PMK) No.39/PMK/0.10/2022 jo. No.123/PMK.010/2022, maka pemerintah mengenakan bea keluar CPO sebesar US$3 per MT, sedangkan pungutan ekspor CPO sebesar US$65 per MT, sebagaimana diatur dalam PMK No.103/PMK.05/2022 jo. No.154/PMK.05/2022.

Budi menuturkan, turunnya harga referensi CPO ini dipicu oleh beberapa faktor. Faktor tersebut antara lain, melambatnya permintaan atas kelapa sawit dunia akibat peningkatan stok dan terjadi penurunan harga minyak nabati seperti kedelai yang memicu turunnya ekspor kelapa sawit dari Malaysia.

Selain itu, turunnya kurs Ringgit Malaysia terhadap Dolar AS, serta kekhawatiran pasar terkait peningkatan pasokan produksi kelapa sawit global dari Indonesia dan Malaysia. Adapun harga referensi baru ini mulai berlaku sejak 16 Juni 2023. 


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Ni Luh Anggela
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper