Bisnis.com, JAKARTA – Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat bukan komoditas primer, seperti crude palm oil (CPO) atau batu bara yang sukses menyelamatkan kinerja ekspor Indonesia pada Mei 2023 hingga mencapai US$21,72 miliar.
Justru, komoditas kendaraan dan bagiannya (HS 87) berhasil menopang kinerja ekspor Indonesia pada Mei 2023 yang tumbuh 12,61 persen secara bulanan atau month-to-month (mtm). Komoditas tersebut mencatat pertumbuhan paling tinggi sebesar 60,2 persen secara bulanan dengan nilai US$373,2 juta.
Bahkan, capaian ekspor komoditas kendaraan dan bagiannya berhasil bangkit setelah pada April 2023 anjlok hingga minus 17,65 persen.
Deputi Bidang Neraca dan Analisis Statistik BPS Moh. Edy Mahmud menuturkan bahwa kenaikan ini merupakan pola musimam.
“Ini pola berulang dalam 3 tahun terakhir, setiap pascaliburan kemudian perdagangan kita menunjukkan pola meningkat,” tutur saat konferensi pers, Kamis (15/6/2023).
Selain itu, kenaikan kinerja ekspor secara signifikan terjadi untuk komoditas mesin dan peralatan mekanis yang naik 53,77 persen dengan nilai US$201,6 juta.
Baca Juga
Mesin dan perlengkapan elektrik naik 19,11 persen (mtm) dengan nilai US$197,5 juta, komoditas unggulan lemak dan minyak hewani/nabati (HS 15) juga naik 9,04 persen dengan nilai US$158,5 juta.
Komoditas alas kaki masuk dalam lima besar dengan ekspor tertinggi pada Mei 2023, naik 35,66 persen dengan nilai US$157,9 juta
Sementara dari sisi migas, kinerja ekspor minyak mentah naik sebesar 91,89 persen (mtm) yang mendorong kenaikan pertumbuhan ekspor Mei 2023.
Di sisi lain, bila melihat nilai ekspor menurut sektor, industri pengolahan mencatatkan angka terbesar, yaitu US$15,6 miliar, sementara tambang dan lainnya sebesar US$4,41 miliar.
Sektor pertanian, kehutanan, dan perikanan berhasil mengekspor senilai US$0,39 miliar. Adapun, sektor nonmigas menyumbang 93,94 persen dari total eskpor Mei 2023 yang mencapai US$21,71 miliar.