Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Hilirisasi Kerek Nilai Ekspor Minyak Sawit RI dalam 5 Tahun Terakhir

Kementerian Perdagangan menyebut volume ekspor minyak sawit dan turunannya sepanjang 2018-2022 cenderung stabil, sedangkan secara nilai melonjak 20 persen.
Pekerja menata kelapa sawit saat panen di kawasan Kemang, Kabupaten Bogor, Minggu (30/8/2020). Badan Litbang Kementerian ESDM memulai kajian kelayakan pemanfaatan minyak nabati murni (crude palm oil/CPO) untuk pembangkit listrik tenaga diesel (PLTD) hingga Desember 2020. Bisnis/Arief Hermawan P
Pekerja menata kelapa sawit saat panen di kawasan Kemang, Kabupaten Bogor, Minggu (30/8/2020). Badan Litbang Kementerian ESDM memulai kajian kelayakan pemanfaatan minyak nabati murni (crude palm oil/CPO) untuk pembangkit listrik tenaga diesel (PLTD) hingga Desember 2020. Bisnis/Arief Hermawan P

Bisnis.com, JAKARTA - Kementerian Perdagangan (Kemendag) melaporkan bahwa nilai ekspor produk minyak sawit mentah (CPO) dan turunannya mengalami tren peningkatan sebesar 20 persen dalam 5 tahun terakhir, yakni 2018-2022. Nilai tersebut dipengaruhi peningkatan hilirisasi ekspor sawit Indonesia.

Direktur Ekspor Produk Pertanian dan Kehutanan Kemendag Farid Amir mengatakan bahwa ekspor turunan CPO, seperti
refined, bleached, deodorized (RBD) palm oil pada 2018 presentasenya hanya 16 persen dan CPO 16 persen. Namun, kata dia, pada 2022, presentase CPO hanya 8 persen dan RBD palm oil menjadi 20 persen.

“Trennya dipengaruhi permintaan. Volumenya hampir sama tapi dari value meningkat dan juga ada hilirisasi komoditas ekspor. Jadi kita cenderung ekspor produk hilir ketimbang hulu,” ujar Farid dalam diskusi yang diselenggarakan Majalah Sawit Indonesia, Rabu (14/6/2023).

Dia menambahkan, dalam 5 tahun tersebut ekspor pos tarif produk turunan CPO lainnya juga meningkat dari 24 persen (US$5,32 miliar) menjadi 29 persen (US$12,02 miliar).

Farid juga mengungkapkan bahwa volume ekspor CPO dan turunannya sepanjang 2018-2022 cenderung stabil, sedangkan tren dari aspek nilainya cenderung melonjak 20 persen.

Secara terperinci, ekspor CPO dan turunannya pada 2018 mencapai 34,81 juta ton (US$22,49 miliar), 2019 sebesar 36,24 juta ton (US$20,00 miliar), 2020 sebesar 33,51 juta ton (US$23,31 miliar), 2021 sebesar 34,50 juta ton (US$37,22 miliar), dan 2022 sebesar 35,52 juta ton (US$41,32 miliar).

Menurut Farid, peluang permintaan minyak nabati di pasar dunia tetap besar. Hal itu seiring dengan pertumbuhan penduduk dunia menurut PBB akan melonjak dua kali lipat dari 156 juta ton pada 2013 menjadi 307,9 juta ton pada 2050.

“Pada 2021 total produksi minyak sawit dunia mencapai 75,5  juta ton. Indonesia menyumbang lebih 60 persen dari total produksi minyak sawit dunia dan 22 persen total produksi minyak nabati dunia [213,2 juta ton],” ungkap Farid.

Dari angka tersebut, dia mengatakan, Indonesia yang merupakan pelaku kepentingan patut berbangga mengingat volume minyak sawit Indonesia mampu mengekspor CPO dan produk turunannya sebesar 46,88 juta ton pada 2021.

“Hal itu menunjukkan produk sawit Indonesia mempunyai keunggulan untuk terus digunakan sebagai pemasok pertama minyak nabati dunia," kata Farid.

Meski demikian, selain peluang dan memenbuhi pasar minyak nabati dunia tapi Indonesia perlu mencermati tantangan dan hambatan produk CPO dan turunannya. Menurut Farid, sektor sawit Indonesia memiliki tantangan untuk mempercepat transisi sustainability menuju sistem circular economy.

“Fokus pada pemanfaatan limbah secara optimal untuk digunakan dalam proses produk turunan minyak nabati seperti minyak use cooking oil, juga sebagai campuran bahan baku biodesel masa depan,” tutur Farid.


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper