Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Menilik Indeks Manufaktur RI dan Vietnam sejak Perang Rusia-Ukraina Meletus

Industri manufaktur Indonesia dan Vietnam turut dipengaruhi perang Rusia vs Ukraina. Berikut kondisi indeks manufaktur di 2 negara sejak perang dimulai.
Proses penjahitan produk tekstil di pabrik PT Pan Brothers Tbk. /panbrotherstbk.com
Proses penjahitan produk tekstil di pabrik PT Pan Brothers Tbk. /panbrotherstbk.com

Bisnis.com, JAKARTA – Sejak pertengahan 2022, sederet negara yang jadi langganan konsumsi Amerika Serikat dan Eropa di berbagai sektor, harus menggigit jari. Termasuk sektor tekstil dan alas kaki Indonesia dan Vietnam.

Diketahui, sejak meletusnya perang Rusia-Ukraina, sejumlah negara harus menelan kepahitan penurunan perekonomian yang turut menyebabkan daya beli penduduknya terjun payung.

Meskipun perekonomian Indonesia masih tercatat alami pertumbuhan, tetapi beberapa subsektor manufaktur harus berpuasa dari pertumbuhan yang signifikan, atau bahkan menurun. 

Hal ini juga dialami oleh Vietnam, negara yang kerap kali jadi saingan Indonesia di sektor tekstil dan alas kaki. Vietnam diketahui memiliki pasar tradisional yang sama dengan Indonesia, yaitu AS dan Eropa, baik di sektor tekstil maupun alas kaki.

Rusia kembali melanjutkan serangan terhadap Ukraina pada akhir Februari 2022 lalu. Jika dilihat dari purchasing manager’s index (PMI) Indonesia pada Maret 2022, tercatat ekspansi pada angka 51,3 sedangkan Vietnam lebih unggul dengan angka 51,7.

Lalu pada April, Indonesia pada angka 51,9 dan Vietnam tetap di 51,7. Dilanjutkan pada bulan kelima 2022, Indonesia berada di poin PMI turun jadi 50,9 dan Vietnam pada puncak kejayaannya di 54,7.

Menuju pertengahan tahun, PMI manufaktur Indonesia hanya pada angka 50,2 sedangkan Vietnam masih pada skor 54,0. Pada Juli, manufaktur Indonesia kembali bertumbuh dengan angka 51,3 dan Vietnam menukik menjadi 51,2. 

Agustus, kembali percaya diri dengan angka PMI 51,7 dan Vietnam yang kembali bangkit pada 52,7. Pada September, Indonesia tercatat mengalahkan negara sosialis tersebut dengan angka 53,7 sedangkan Vietnam pada skor 52,5.

Namun, PMI Indonesia pada Oktober kembali menurun pada angka 51,8, meskipun masih jauh di atas skor manufaktur Vietnam yang sebesar 50,2. Meskipun November Indonesia seolah mengejar angka Vietnam dengan 50,3 sedangkan Vietnam memasuki level kontraksi pada 47,4.

Desember, Indonesia kembali bertumbuh dengan angka 50,9 sedangkan Vietnam semakin turun menjadi 46,4 poin. Lalu berganti tahun skor manufaktur Indonesia pada Januari 2023 kembali melanjutkan tren pertumbuhan menjadi 51,3 sedangkan Vietnam masih terpuruk pada 47,4.

Februari Indonesia turun menjadi 51,2 dan Vietnam sempat bertumbuh cukup signifikan pada 51,2, artinya berada di level yang sama dengan Indonesia. Namun, pada Maret, Vietnam, kembali mencatatkan kontraksi pada 47,7 sedangkan Indonesia 51,9.

Memasuki bulan keempat, Indonesia tercatat terus melanjutkan tren ekspansi bahkan dengan nilai terbesar sejak tujuh bulan terakhir, pada angka 52,7, sedangkan Vietnam pada 46,7. Meskipun Mei, PMI Indonesia anjlok menjadi 50,3 tapi masih unggul dari Vietnam pada 45,3.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper