Bisnis.com, JAKARTA - CEO Sintesa Group Shinta Widjaja Kamdani terpilih sebagai Ketua Umum Asosiasi Pengusaha Indonesia (Apindo) 2023-2028 secara aklamasi. Shinta menggantikan Hariyadi Sukamdani (2014-2023, 2019-2023).
Penetapan Shina sekaligus menjadikan sosok tangguh ini menjadi ketua umum perempuan pertama di organisasi yang sudah berusia 71 tahun ini. Bersamaan dengan Shinta, Sofjan Wanandi kembali ditetapkan menjadi Ketua Dewan Pertimbangan Apindo.
"Amanah ini bagi saya adalah kepercayaan sekaligus tanggung jawab besar. Untuk itu, kami sudah menyusun dan mengembangkan sejumlah program kerja dan program unggulan yang fokus pada isu roadmap perekonomian hingga pengentasan stunting," ujar Shinta, Jumat (16/6/2023).
Adapun, Musyawarah Nasional XI Apindo ini digelar pada 14-15 Juni 2023 dengan mengusung tema besar 'Pengusaha Bersatu, Indonesia Maju'.
Melansir dari Harvard Business University, Shinta Widjaja Kamdani pemilik dan CEO Sintesa Group (PT. Widjajatunggal Sejahtera), sebuah perusahaan induk yang beroperasi di Indonesia. Perusahaan ini telah mengakar sejak 1919 atau lebih dari 104 tahun lalu.
Sintesa Group memiliki beragam bisnis di bidang energi, konsumer, manufaktur dan properti. Entitas di bawah perusahaan ini seperti PT Tira Austenite Tbk. (TIRA), Konglomerasi ini juga memiliki saham di PT Tigaraksa Satria Tbk. (TGKA), produsen lilin ramah lingkungan melalui PT Biolina Trio Sintesa.
Baca Juga
Di bidang energi terbarukan, Sintesa Green Energy menjadi motor penggerak. Ada juga bisnis pembangkit listrik berbahan bakar gas 110 MW melalui PT Meppo Gen. Sedangkan di properti, perusahaan memiliki PT Puncak Mustika pengelola Sintesa Hotels, PT Menara Peninsula, Resort di kepulana Seribu melalui PT Hiyu Permai, hingga KEK Likupang melalui PT Minahasa Permai Resort Development.
Shinta Kamdani Berbisnis Sejak Usia Muda
Shinta yang lahir di Jakarta pada 1967 ini menyelesaikan pendidikan sarjana di Barnard College, Columbia University, New York, pada 1989. Kemudian, pada pada 2002 mengikuti Executive Education Program, Harvard Business School.
Sebagai salah satu dari sedikit CEO perempuan generasi ketiga di Indonesia, Shinta mengatakan dirinya belajar bisnis dari sang Ayah Johnny Widjaja, dan sang kakek, Oey Kim Tjiang.
“Saya diperkenalkan bisnis dari usia sangat muda. Usia 13 tahun saya sudah jualan buku. Lalu, saat liburan sekolah saya juga menimba pengalaman dan makin mempercepat saya belajar bisnis,” ujarnya dalam kanal Youtube Leaderonomics.
Sebagai figure yang masuk ke Asia’s 50 Powerful Businesswomen, Forbes Asia ini menyebut peralihannya menjadi CEO tidaklah mudah.
Terutama karena statusnya sebagai apa yang dia sebut sebagai "minoritas triple" di Indonesia: seorang wanita, seorang non-Muslim, dan seorang keturunan Tionghoa.