Bisnis.com, JAKARTA —CEO Sintesa Group Shinta Widjaja Kamdani ditunjuk Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) sebagai salah satu pimpinan perusahaan berpengaruh dunia bergabung dalam aliansi Global Investors for Sustainable Development Alliance (GISD Alliance).
Secara total, terdapat 30 pimpinan perusahaan bergabung dalam aliansi tersebut dan berkomitmen selama dua tahun ke depan untuk pendanaan dan investasi dalam project pembangunan berkelanjutan.
Selain Shinat, para pelaku usaha yang turut ditunjuk oleh Sekjen PBB Antonio Gutteres termasuk Michale Corbat dari Citigroup (AS), Oliver Bäte dari Allianz SE (Jerman), Ronald Wuijster dari APG (Belanda), Habiba Al Mar’ashi dari Arabia Corporate Social Responsibility Network (Uni Emirat Arab), Allison Kirkby dari TDC Group A/S (Denmark), Michael Sabia dari Caisse de dépôt et placement du Québec (Kanada), dan Miriem Miriem Bensalah Chaqroun dari Eaux Minerales d’Oulmes (Maroko).
Guterres menjelaskan saat ini dunia tengah menghadapi kesenjangan yang makin lebar, sehingga para pemimpin tersebut diharapkan dapat menyadarkan masyarakat global akan urgensi permasalahan tersebut.
“Mereka berkomitmen untuk bekerjasama lintas negara, lintas sektor keuangan dan bahkan juga dengan pesaing mereka. Hal ini dikarenakan berinvestasi dalam isu pembangunan berkelanjutan merupakan bagian dari kesadaran akan etika bisnis dan bisnis yang baik yang bertujuan untuk kebaikan semua orang di planet yang sehat”, jelas Gutteres dalam siaran pers, Rabu (16/10/2019).
Sementara itu, Shinta Widjaja Kamdani mengatakan komitmen untuk bergabung dalam aliansi ini merupakan bentuk dukungan terhadap komitmen Pemerintah Indonesia dalam Tujuan Pembangunan Berkelanjutan/Sustainable Development Goals TPB/SDGs) 2015—2030, yang target dan implementasinya disebutkan akan tercermin dalam Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJMN) 2020—2024.
“Indonesia adalah salah satu negara di mana kemudahan akses akan pendanaan siaga dapat memberikan percepatan yang sangat dibutuhkan untuk ide-ide dan proyek yang terfokus pada SDG, untuk segera terealisasi. Karenanya sebagai anggota GISD, saya sangat mendukung aliansi ini dan menjadi katalis dalam aktualisasi proyek yang mengedepankan triple bottom line (profit, people, planet)”, jelas Shinta.
Menurutnya, kelompok usaha yang dipimpinnya tengah memulai fase pertumbuhan baru di mana GISD menjadi salah satu faktor pendukung yang tidak terpisahkan untuk menjadi sustainable excellence company.
“Prioritas saya di masa mendatang adalah mengarahkan perusahaan ke arah yang mendukung penciptaan nilai jangka panjang dan memperkuat visi kami untuk keunggulan yang berkelanjutan”, tambahnya.
Pembicaraan mengenai aliansi pendanaan dan investasi untuk pembangunan berkelanjutan tersebut berlangsung dalam Dialog Tingkat Tinggi tentang Pendanaan untuk Pembangunan yang diadakan selama Sidang Umum PBB baru-baru ini.
Pertemuan tersebut menyoroti kebutuhan mendesak untuk meningkatkan pengeluaran pemerintah terkait sektor-sektor penting seperti kesehatan, pendidikan, infrastruktur, dan perubahan iklim.
Sebagian besar negara maju belum memenuhi komitmen mereka untuk ODA, sementara faktor-faktor seperti kemiskinan, korupsi, dan penggelapan pajak membatasi sumber daya domestik di negara-negara berkembang.
Kebutuhan untuk pembiayaan pembangunan diperkirakan mencapai triliunan dolar per tahun, dan bahkan jika pendanaan dari semua sumber publik dimaksimalkan, masih akan ada kekurangan yang signifikan, hingg menjadikan kontribusi pembiayaan dari sektor swasta menjadi penting.