Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Peritel Fashion H&M dkk Tetap Tangguh Meski Kekhawatiran Konsumen Tinggi

Tanda ketahanan dari sektor fashion dapat menjadi kelegaan bagi investor yang khawatir dengan minat beli di pasar utama seperti Eropa, AS dan China.
Gerai H&M pertama di Bali yang terletak di Mal Bali Galeria/Bisnis.com-Natalia Indah Kartikaningrum
Gerai H&M pertama di Bali yang terletak di Mal Bali Galeria/Bisnis.com-Natalia Indah Kartikaningrum

Bisnis.com, JAKARTA – Kekhawatiran terhadap sektor ritel diperkirakan mereda setelah perusahaan fashion H&M mencatatkan kinerja yang kuat dan peritel fashion daring ASOS kembali mencatat laba.

Mengutip Reuters, Kamis (15/6/2023), tanda ketahanan dari sektor fashion dapat menjadi kelegaan bagi investor yang khawatir dengan minat beli di pasar utama seperti Eropa, AS dan China.

Saham H&M diketahui naik 6 persen setelah analis memperkirakan kuartal III/2023 yang lebih kuat, menyusul penjualan yang cenderung datar dari Maret hingga Mei 2023.

Setelah tertinggal dari Inditex, perusahaan yang memiliki merek ternama seperti Zara, Pull&Bear, Bershka dan Stradivarius, H&M melakukan upaya untuk meningkatkan daya tarik fesyennya. 

Perusahaan fashion asal Swedia tersebut telah berupaya mengembangkan lebih lanjut merek Cos dengan harga yang lebih tinggi dengan menargetkan pembeli yang tidak terlalu rentan dengan biaya hidup yang lebih tinggi. 

Strategi tersebut sama seperti raksasa fast fashion seperti Shein, yang mengincar pangsa pasar dengan pakaian yang murah. 

Tim Bank of America mengatakan kolaborasi H&M dengan merek mewah Mugler dapat membantu meningkatkan pendapatan semester I/2023.

ASOS yang juga berusaha pulih dari peningkatan persediaan dan utang yang tajam, bergantung pada pembeli muda yang menginginkan tren terbaru dengan harga murah. Meskipun penjualan turun, fokus pada laba per pesanan terbayar.

Sebagai catatan, ASOS adalah perusahaan yang bergerak di ritel daring, yang menawarkan produk bermerek dan merek original mereka sendiri dalam pakaian, kecantikan, aksesoris dan lainnya. 

ASOS kemudian terdampak akibat para pembeli yang kembali ke toko fisik pasca pandemi. Peritel tersebut telah memangkas stok sebesar 15 persen sejak awal 2023 dan akan menghapus merek yang tidak menguntungkan dari platformnya.

“Pengalaman kami dalam lingkungan perdagangan saat ini, adalah ketika kami menciptakan produk yang benar-benar cocok dengan pelanggan kami dan memiliki harga yang tepat, penjualan dengan harga penuh sangat kuat,” ungkap ASOS.

Di lain sisi, peritel fesyen premium Hugo Boss mengatakan pertumbuhan yang kuat terus terlihat di AS, ketika ritel lain dengan merek mewah mereka melaporkan adanya kelemahan.

"Meskipun ada tanda-tanda masalah di lingkungan konsumen Amerika Serikat dan sedikit di Eropa, Hugo Boss tetap tidak terpengaruh," ungkap tim analis Citi. 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Topik

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper