Bisnis.com, JAKARTA - Peritel fesyen H&M melaporkan laba operasional kuartal I/2024 yang lebih kuat dari perkiraan di tengah peningkatan minat terhadap koleksi musim seminya.
Mengutip Reuters, Kamis (28/3/2024) H&M membukukan laba operasional kuartalan sebesar 2,08 miliar kronor atau sekitar Rp3,11 triliun, naik dari 725 juta pada 2023. Angka tersebut juga melebihi perkiraan dari para analis dalam survei LSEG, yang sebesar 1,43 miliar kronor.
Sementara itu, penjualan turn 2% pada kuartal I/2024 namun lebih kecil dari perkiraan analis. Penjualan awal pada kuartal II/2024 juga mencerminkan peningkatan sebesar 2%, menggambarkan permintaan yang lebih kuat untuk pakaian dan aksesoris.
CEO H&M Daniel Erver mengatakan bahwa koleksi musim semi H&M, dengan palet warna biru, putih, dan perak, telah populer di kalangan pembeli.
Peningkatan penjualan ini juga terjadi ketika pengecer asal Swedia menerapkan diskon yang lebih besar pada kuartal pertama. H&M juga merencanakan penurunan di kuartal ini untuk menarik pelanggan baru dan mendorong pembelian lebih sering lagi.
Peningkatan penjualan tersebut juga merupakan bagian dari diskon yang lebih besar pada kuartal pertama, dan pengecer juga merencanakan penurunan harga pada kuartal ini, untuk memikat pelanggan baru dan mendorong pembelian lebih sering, kata Erver.
Baca Juga
Selain itu, Erver juga mengatakan bahwa ia memperkiraan harga produk H&M akan lebih rendah pada akhir 2024 dibandingkan pada awal tahun. Hal ini karena H&M berupaya untuk meningkatan margin laba operasional sebesar 10% tahun ini, dari 3,9% pada kuartal pertama.
Adapun penjualan merek H&M lainnya, seperti & Other Stories, Arket, Cos, Monki, dan Weekday, tumbuh sebesar 8% pada kuartal pertama, mengungguli merek inti.
H&M juga mengatakan bahwa pihaknya memperbarui sekitar 250 toko tahun ini, untuk meningkatkan pengalaman berbelanja di dalam toko. Hal ini merupakan peningkatan yang signifikan jika dibandingkan pada tahun lalu.
Kemudian, perusahaan juga berencana untuk membuka sekitar 100 toko, terutama di pasar yang sedang berkembang, dan menutup 160 toko di pasar yang lebih mapan, seiring dengan menyusutnya jumlah toko secara keseluruhan.
Setelah para pesaing juga merebut pangsa pasar H&M selama setahun terakhir, sang CEO menuturkan bahwa perusahaan perlu berkonsentrasi pada pelanggan intinya, dengan perempuan berusia 20-an dan 30-an dinilai sangat penting,
“Kami ingin fokus untuk menjadi merek fesyen yang kredibel, yaitu untuk pelanggan perempuan yang lebih muda,” jelasnya.