Bisnis.com, JAKARTA - Kementerian Pertanian (Kementan) menargetkan peningkatakan komoditas pangan utama seperti beras, bawang merah, bawang putih, hingga daging sapi pada 2024 di tengah ancaman fenomena El Nino.
Perinciannya, untuk padi 55,42 juta ton, cabai 3 juta ton, jagung 23,34 juta ton, bawang merah 1,74 juta ton, kopi 818.000 ton, kelapa 2,9 juta ton, bawang putih 45.910 ton. Kemudian kedelai 340.000 ton, tebu 39,45 juta ton daging ayam 4,00 juta ton, daging sapi/kerbau 405.440 ton kopi 818.000 ton, dan kakao 649.000 ton.
Adapun target Kementan untuk sejumlah komoditas pangan utama pada 2023 seperti beras mencapai 54,5 juta ton. Untuk komoditas lainnya, jagung ditargetkan mencapai angka 23,05 juta ton, kedelai 370.000 ton, bawang merah 1,71 juta ton, bawang putih 45.450 ton, dan cabai 2,93 juta ton.
Menteri Pertanian Syahrul Yasin Limpo mengatakan Kementan ke depan akan fokus pada 4 program yaitu program ketersediaan, akses dan konsumsi pangan berkualitas. Kedua, program nilai tambah dan daya saing industri. Ketiga, program pendidikan dan pelatihan vokasi dan keempat, program dukungan manajemen.
Dia menuturkan, dengan berpatokan pada empat program tersebut, dalam rangka menyediakan pangan penduduk, Kementan berupaya meningkatkan produksi dan produktivitas pertanian yang ditempuh dua strategi pelaksanaan kegiatan. Kegiatan utama dilaksanakan Dirjen Tanaman Pangan, Dirjen Holtikultura, Dirjen Perkebunan dan Dirjen Peternakan dan Kesehatan Hewan.
“Kegiatan utama misalnya Dirjen Tanaman Pangan misalnya pengembangan kawasan padi, kedelai jagung dan lainnya. Kedua mendirikan benih tanaman pangan, ketiga perbanyakan sumber tanaman pangan dan keempat penanganan dampak perubahan iklim tanaman pangan,” ujar Syahrul dalam rapat kerja dengan Komisi IV DPRI yang turut dihadiri oleh Badan Pangan Nasional, ID Food serta Perum Bulog di Gedung DPR RI, Selasa (13/6/2023).
Baca Juga
Menurut Syahrul, Kementan pun akan melakukan antisipasi dalam menghadapi El Nino yang diprediksi berada pada puncaknya Agustus 2023. Seperti identifikasi dan mapping lokasi terdampak kekeringan, serta mengelompokkan menjadi daerah merah, kuning dan hijau. Kemudian percepatan tanam untuk mengejar sisa hujan, peningkatan ketersediaan alsintan untuk percepatan tanam.
Selanjutnya, peningkatan ketersediaan air dengan membangun/memperbaiki embung, parit, sumur dalam, sumur resapan, rehabilitasi jaringan irigasi tersier, serta pompanisasi.
“Kemudian, penyediaan benih tahan kekeringan dan OPT. pengembangan pupuk organik terpusat, dan mandiri. Lalu dukungan pembiayaan KUR, dan asuransi pertanian,” jelas Syahrul.
Dia mengingatkan setiap kejadian El Nino berpotensi menyebabkan kekeringan 560.000-870.000 hektare. Sedangkan pada tahun normal hanya sekitar 200.000 hektare. El Nino juga berpotensi menyebabkan kebakaran lahan pertanian, gagal panen, dan meningkatkan intensitas hama tanaman pangan,” ucap Syahrul.
Lebih lanjut, dalam upaya mendorong peningkatan produksi, Syahrul menuturkan Kementan juga akan menggenjot untuk menyediakan alat dan mesin pra panen. Kedua, penyediaan logistik perbenihan, ketiga, penguatan penyuluh pertanian. Keempat, meningkatkan peran pendidikan dan pelatihan vokasi pertanian, kelima penguatan tindakan karantina dan ketujuh dukungan manajemen dan penguatan.
Adapun anggaran Kementan pada 2024, Syahrul menyampaikan pihaknya mengajukan pagu indikatif sesuai surat Menteri Pertanian Nomor: 77/RC 110/M/04/2023/ pada 28 April 2023 sebesar Rp114,66 triliun.