Bisnis.com, JAKARTA - Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) memprediksi fenomena El Nino akan terjadi di Indonesia pada Semester II 2023 dan berlangsung hingga awal tahun 2024.
Dari data historis yang dimiliki, BKMG memprediksi bahwa El Nino tahun ini akan terjadi di level low to moderate.
Selama periode El Nino, Indonesia akan mengalami kondisi cuaca yang tidak biasa, seperti suhu yang lebih tinggi dari rata-rata, curah hujan yang tidak teratur, dan kekeringan di beberapa daerah.
BMKG juga menyampaikan bahwa curah hujan pada Agustus s.d. Oktober 2023 diprediksi akan berada pada kategori di bawah normal, terutama wilayah Sumatera, Jawa hingga NTT, Sebagian Kalimantan, dan sebagian Sulawesi.
Peneliti Pusat Informasi Perubahan Iklim BMKG menyatakan El Nino menyebabkan penurunan curah hujan sehingga musim kemarau akan terjadi lebih panjang.
Dia menyampaikan upaya mitigasi yang harus dilakukan oleh para petani kopi untuk menekan dampak buruk fenomena El Nino ini di Sekolah Iklim Komoditas Kopi Nasional: Dampak danMitigasi Fenomena El Nino, yang diselenggarakan oleh PMO Kopi Nusantara Kementerian BUMN bekerja sama dengan BKMG, Pusat Penelitian Kopi dan Kakao Indonesia (Puslitkoka), Perum Perhutani, dan SCOPI.
Baca Juga
Berikut ini adalah sembilan rekomendasi agar bisnis pertanian kopi tidak terdampak el nino.
1. Penyiraman pada areal yang memungkinkan
Penyiraman tanaman kopi pada beberapa areal kebun yang memungkinkan untuk dilakukan, akan menjadi solusi praktis yang bisa dilakukan oleh petani selama curah hujan di Indonesia menurun akibat El Nino.
2. Pemeliharaan penaung dan penambahan tanaman penaung
Tidak memangkas penaung pada akhir musim hujan dan menambah jumlah penaung pada wilayah yang masih mendapatkan hujan. Tanaman penaung berfungsi salah satunya untuk menahan intensitas cahaya matahari yang tinggi. Tanaman penaung akan menjaga tanaman kopi agar tidak terpapar cahaya matahari secara terus menerus akibat kemarau panjang. Hindari pemangkasan tanaman penaung menjelang El Nino.
3. Pengendalian gulma menjelang musim kemarau
Selain untuk menyediakan tambahan nutrisi bagi tanaman kopi setelah gulmanya melapuk, pembersihan gulma akan mengurangi laju evapotranspirasi dari kebun kopi agar air tanah yang teredia dapat digunakan secara optimal oleh tanaman kopi. Pada saat kemarau, konsumsi air tanah perlu difokuskan pada tanaman yang
dibudidayakan.
4. Aplikasi pupuk organik
Bahan organik dari pupuk organik dapat membantu mempertahankan kelembaban tanah dengan membentuk agregat tanah yang lebih stabil serta menambah nutrisi bagi tanaman pokok kopi. Hal ini secara tidak langsung akan membantu mengurangi penguapan air dari tanah selama musim kemarau.
5. Aplikasi pupuk nitrogen lebih banyak pada akhir musim hujan
Nitrogen akan meningkatkan resistensi tanaman kopi terhadap kekeringan. Pemberian pupuk nitrogen ekstra 25% lebih banyak dari dosis tahunan disarankan untuk dilakukan saat ini pada akhir musim hujan untuk persiapan menghadapi dampak El Nino.
6. Aplikasi mulsa lebih optimal
Petani juga disarankan untuk mengoptimalkan pemberian mulsa (tebal 5-15 cm) dengan semua bahan mulsa organik yang tersedia seperti serasah, jerami, dan bahan lainnya untuk memperlambat proses evaporasi air tanah.
7. Pengendalian hama penggerek buah kopi secara manual
Pengendalian hama penggerek buah kopi secara manual seperti petik bubuk yang dilakukan menjelang awal panen dan lelesan dengan mengambil semua buah kopi yang tersisa di pohon maupun yang jatuh ke tanah pada khir musim panen perlu dilakukan untuk mengurangi serangan pada musim panen berikutnya.
8. Penerapan pola budidaya agroforestri dan polikultur (multiple cropping)
Agroforestri seperti yang diimplementasikan oleh Perum Perhutani di berbagai wilayah ternyata memberikan banyak manfaat. Selain sebagai penaung, tanaman hutan juga dapat menjaga persediaan air tanah yang dibutuhkan oleh tanaman yang dibudidayakan. Dampak El Nino tidak akan banyak dirasakan oleh petani di area
agroforestri.
9. Penggunaan varietas kopi unggul toleran kekeringan
Pada jangka panjang, penggunaan varietas tanaman kopi yang unggul dan toleran terhadap kekeringan perlu dilakukan oleh petani kopi di Indonesia untuk keperluan perluasan areal/penanaman baru maupun replanting.
Wakil Ketua PMO Kopi Nusantara, Reynaldi Istanto, mengatakan produktivitas tanaman kopi bisa terdampak El Nino, karena biasanya produktivitas berbanding lurus dengan kesejahteraan petani.