Bisnis.com, JAKARTA - Potensi bisnis makanan dan minuman atau food and beverage (f&b) pada 2023 dinilai masih sangat seksi dan menarik.
Educator di Foodizz Academy Sarita Sutedja mengatakan, animo sektor makanan dan minuman saat ini sangat tinggi. Pasalnya, banyak bisnis yang tumbuh hampir di setiap kota di Indonesia, mulai dari kedai kopi, toko roti, restoran, warung tenda, dan masih banyak lagi.
“Hal ini cukup wajar, apalagi sudah tidak ada pemberlakuan PPKM/PSBB/pembatasan seperti saat pandemi, di mana saat ini masyarakat bisa bebas untuk kulineran di mana saja dan kapan saja. Tempat-tempat mulai kembali ramai bahkan sampai antre-antre,” kata Sarita kepada Bisnis, Jumat (2/6/2023).
Selain itu, kegiatan seperti pameran dan peluang bisnis kuliner tampaknya cukup ramai. Itu artinya, tidak hanya konsumen yang sudah kembali ramai tetapi animo calon pebisnis dan investor juga cukup tinggi.
Hal ini, kata dia, sangat baik mengingat sektor kuliner berkontribusi besar dalam hal persentase dalam total sektor ekonomi kreatif, yakni sekitar 41 persen. Artinya, selain berkontribusi terhadap perekonomian, sektor kuliner juga memiliki kontribusi besar terhadap terciptanya lapangan pekerjaan baru.
Adapun, Badan Pusat Statistik (BPS) melaporkan produk domestik bruto (PDB) industri makanan dan minuman naik 3,57 persen pada kuartal III/2022.
Baca Juga
Meski potensi bisnis makanan dan minuman masih sangat menarik, menurut Sarita, ada sejumlah hal yang perlu diperhatikan untuk memulai, berkembang, dan bertahan dalam bisnis kuliner.
Pertama, pengetahuan. Sarita menyebut, pengetahuan menjadi sangat penting jika ingin memulai bisnis agar mampu meminimalisir risiko dan memperbesar peluang untuk bisa berhasil.
Kedua, kategori produk. Menurutnya, sangat penting ketika memiliki kategori produk yang memang memiliki market size dan potensial yang besar. Makanan berbasis protein dan karbohidrat, seperti ayam, sapi, ikan, tepung, dan nasi bisa menjadi pilihan lantaran ini sering dikonsumsi setiap harinya oleh masyarakat Indonesia.
"Selanjutnya adalah faktor ‘wow’ dari sisi produk ataupun konsep yang ditawarkan agar bisa out of crowd dari pesaing," katanya.
Keempat, membuat rencana terkait bisnis yang dijalankan, mulai dari perencanaan keuangan, marketing, operasional dan lainnya agar arah bisnisnya menjadi jelas, apalagi jika ingin mencari investor.
Terakhir adalah pola pikir dan jiwa enterpreneur. Dia mengungkapkan, menjadi pebisnis ibarat game yang panjang, melelahkan dan sangat menguras waktu, pikiran, dan tenaga. Namun, perlu ditanamkan sikap pantang menyerah, dan selalu berusaha.
Sementara itu, menurutnya, tantangan terbesar di sektor bisnis makanan dan minuman adalah banyaknya kompetitor yang akan muncul, perubahan perilaku konsumen yang sangat cepat, serta adaptasi teknologi yang sangat juga berubah dengan cepat.
“[Ini] menuntut kita sebagai pebisnis harus terus adaptif dan inovatif, sekaligus hustler,” pungkasnya.