Bisnis.com, JAKARTA – Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati memberikan tambahan anggaran untuk program Kartu Prakerja skema normal yang telah berlangsung sejak Februari 2023 sebesar Rp1,7 triliun.
Direktur Eksekutif Prakerja Denni Puspa Purbasari mengungkapkan bahwa dana tersebut telah ada dan siap ditarik.
Nantinya, dana tersebut akan dimanfaatkan bagi 405.000 penerima manfaat Kartu Prakerja.
“Dana sudah ada sudah standby di Kemenkeu, insyaAllah minggu depan dananya akan saya tarik ke rekening manajemen pelaksana,” katanya kepada media di Jakarta, Rabu (31/5/2023).
Sebelum pada awal tahun ini, Menteri Keuangan Sri Mulyani baru mengalokasikan anggaran sebesar Rp2,67 triliun untuk 595.000 peserta Kartu Prakerja.
Adapun, target dari penyaluran program pemerintah tersebut sebanyak 1 juta orang.
Sementara anggaran sebesar Rp1,7 triliun tambahan untuk 405.000 peserta sisanya baru akan ditarik oleh manajemen pelaksana Kartu Prakerja.
Dengan demikian, total anggaran untuk Kartu Prakerja sepanjang 2023 akan mencapai Rp4,37 triliun.
Peserta nantinya akan menerima subsidi Rp4,2 juta yang mencakup biaya pelatihan sebesar Rp3,5 juta, insentif pascapelatihan Rp600.000 untuk mendukung biaya transportasi dan internet yang diberikan sebanyak satu kali, dan insentif survei sebesar Rp100.000.
Lebih lanjut, Direktur Eksekutif Denni menyampaikan bahwa sejak skema normal dibuka atau pada gelombang 48 hingga gelombang 53, Kartu Prakerja telah dirasakan oleh 390.000 orang di 488 kab/kota di seluruh Indonesia.
Berdasarkan survei yang dilakukan manajemen pelaksana dalam tiga bulan terakhir, sebanyak 24 persen dari peserta yang sebelumnya menganggur, setelah mengikuti program Kartu Prakerja kemudian berhasil mendapatkan pekerjaan maupun wirausaha.