Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Inflasi Australia April 2023 Sentuh 6,4 Persen, Pasar Khawatir Potensi Kenaikkan Suku Bunga

Inflasi Australia meningkat pada April 2023 setelah mengalami penurunan selama tiga bulan. Kekhawatiran kenaikan suku bunga juga naik.
Pantai Lucky Bay, Australia/Worldbeachguide
Pantai Lucky Bay, Australia/Worldbeachguide

Bisnis.com, JAKARTA -  Inflasi Australia naik pada bulan April 2023 setelah turun dalam tiga bulan sebelumnya, sehingga menaikkan ekspektasi kenaikan suku bunga lanjutan oleh bank sentral. 

Berdasarkan dari data IHK yang dipublikasikan oleh Biro Statistik Australia pada Rabu (31/5/2023), Indeks Harga Konsumen (IHK) Australia meningkat 6,8 persen (year-on-year/yoy) pada April dari 6,4 di bulan Maret. Peningkatan ini lebih tinggi dibandingkan proyeksi analis yang sebesar 6,4 persen.

Selain itu, inflasi inti Australia yang mengecualikan item-item yang volatil mencapai 6,5 persen pada April, melambat pada Maret yang sebesar 6,9 persen. 

 Mengutip dari pemberitaan Bloomberg, Rabu (31/5), dengan inflasi yang meningkat dan kekhawatiran dalam kebijakan Selasa depan, imbal hasil obligasi pemerintah tiga tahun yang sensitif terhadap suku bunga naik menjadi 3,403 persen dari 3,363 persen sebelum data tersebut dirilis.

Selain itu, suku bunga tunai saat ini berada di 3,85 persen, belanja konsumen yang melambat, ketenagakerjaan menunjukan perlambatan dan survei bisnis menunjukan kondisi yang lemah. 

Bank sentral Australia sendiri telah menaikkan suku bunga sebesar 3,75 poin persentase dalam setahun terakhir. Upaya ini dilakukan agar inflasi turun ke dalam target 2-3 persen. 

Pembuat kebijakan dan ekonom telah memperingatkan untuk berhati-hati dalam menginterpretasikan data inflasi bulanan, lantaran tidak semua item dalam IHK diperbaharui. Oleh karena itu, maka terdapat beberapa kekurangan dibandingkan dengan pengukuran triwulanan. 

Selain itu, tindakan hati-hati juga diperlukan karena faktor-faktor pendorong inflasi sudah berubah. Tekanan harga yang sebelumnya berada di sektor barang kini telah beralih ke sektor jasa, yang didorong oleh percepatan harga sewa dan utilitas. 

Laporan ini juga akan mempersulit gubernur bank sentral Australia, Philip Lowe untuk menilai prospek ekonomi setelah terjadi kenaikan suku bunga 11 kali sejak Mei 2022. 


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper