Bisnis.com, JAKARTA – Kementerian Perindustrian (Kemenperin) mengumumkan Indeks Kepercayaan Industri (IKI) bulan Mei sebesar 50,90. Angka ini mengalami penurunan sebesar 0,48 dari bulan sebelumnya, 51,87.
Pelambatan IKI pada Mei ini melengkapi tren pelambatan IKI selama tiga bulan berturut-turut, sejak bulan Maret yang turun 0,45 jadi 51,87 dari skor IKI pada Februari sebesar 52,32.
Lalu dilanjutkan pada April yang turun 0,49 jadi 51,38, hingga pada Mei kembali turun sebesar 0,48 poin.
Juru Bicara Kementerian Perindustrian Febri Hendri Antoni Arif menyebutkan, dengan angka 50,90 berarti gambaran kondisi industri manufaktur pada bulan April ini dalam keadaan ekspansif.
“Hasil perhitungan IKI pada bulan Mei 2023 yakni sebesar 50,90 atau melambat sebesar 0,48 poin dibandingkan bulan April 2023 yakni sebesar 51,38,” kata Febri dalam jumpa pers IKI di kantor Kemenperin Jakarta pada Rabu (31/5/2023).
Adapun subsektor yang mengalami ekspansi pada IKI Mei 2023 ini ada sebanyak 12 subsektor dengan porsi produk domestik bruto (PDB) sebesar 70,6 persen, di antaranya industri makanan dan minuman, industri bahan kimia dan barang dari bahan kimia ini juga cukup besar, industri kendaraan motor trailer dan semi trailer.
Baca Juga
Lalu subsektor industri yang mengalami kontraksi sebanyak 11 subsektor dengan share PDB sebesar 29,4 persen, diantaranya industri tekstil, industri logam dasar dan industri hasil tembakau (IHT).
Lebih lanjut Febri menjelaskan, penurunan IKI di bulan Mei ini salah satunya disebabkan oleh berkontraksinya dua subsektor manufaktur yang kerap jadi andalan penyokong ekspansifnya skor IKI setiap bulan.
“Penurunan IKI disebabkan karena beberapa subsektor yang memiliki share PDB cukup besar mengalami kontraksi, setelah sebelumnya mengalami kontraksi adalah industri logam dasar, industri pengolahan tembakau,” jelas Febri.
Selain itu, menurut Febri pelambatan skor IKI ini juga didukung oleh melandainya sektor ekspor industri manufaktur. "Penyebab kedua melandainya ekspor karena penurunan harga komoditas dan termasuk juga penurunan atau perubahan nilai tukar," tambah Febri.
Di sisi lain, stok persediaan di gudang-gudang pabrik industri manufaktur juga masih menumpuk akibat penurunan daya beli pada bulan April lalu, saat periode Lebaran.
Dari segi faktor variabel pembentuk IKI, variabel produksi dan persediaan produk mengalami ekspansi pada Mei 2023, sedangkan variabel pesanan baru mengalami kontraksi.
"Pesanan domestik merupakan faktor dominan yang mempengaruhi indeks variabel pesan baru, dan pesanan merupakan faktor dominan yang mempengaruhi faktor produksi dan kesediaan produk," tutup Febri.