Bisnis.com, JAKARTA – Sejak 2022 lalu, industri padat karya masih dibayang-bayangi kelesuan order dari luar negeri, termasuk industri furnitur. Tidak heran jika Badan Pusat Statistik (BPS) mencatatkan kemerosotan kinerja ekspor industri ini sepanjang 2022.
Berdasarkan dataindonesia.id yang diolah dari BPS, nilai ekspor produk industri furnitur sebesar US$2,47 juta atau Rp36,34 miliar (dengan kurs Rp14.716/US$) pada 2022.
Angka tersebut turun 2,3 persen dibandingkan pada tahun sebelumnya (year on year/yoy) yang mencapai US$2,53 juta atau setara dengan Rp37,2 miliar.
Dari segi volume, ekspor furnitur pada tahun 2022 juga tercatat menurun sebesar 11,9 persen menjadi 524,83 ton dibandingkan tahun sebelumnya yang mencapai 595,90 ton.
Dalam catatan Bisnis pada Senin (9/1/2023), peningkatan inflasi di sejumlah negara tujuan ekspor seperti Amerika Serikat dan Eropa menjadi momok utama penyebab turunnya Produk Domestik Bruto (PDB) industri furnitur pada kuartal III/2022 lalu.
Inflasi tersebut menyebabkan banyaknya pesanan yang ditunda atau bahkan dibatalkan. Padahal, Amerika Serikat sebagai pasar ekspor dengan pangsa 50 persen.
Baca Juga
Sementara negara-negara Eropa mengimpor sebanyak 40 persen produk furnitur dalam negeri. Tidak heran jika melemahnya permintaan dari AS dan Eropa sanggup memporakporandakan industri furnitur dalam negeri.
Bahkan sebelumnya, Ketua Presidium impunan Industri Mebel dan Kerajinan Indonesia (HIMKI) Abdul Sobur memprediksikan inflasi tersebut masih akan mempengaruhi kinerja industri furnitur pada kuartal I/2023.
Meskipun melesu akibat turunnya permintaan dari AS dan Eropa, tetapi Indonesia pada 2022 lalu tercatat paling banyak mengekspor furnitur ke Amerika Serikat dengan nilai US$1,34 juta atau setara dengan Rp19,96 miliar. Jepang menjadi negara tujuan ekspor furnitur kedua dengan nilai US$165.992 atau Rp2,47 miliar.
Nilai ekspor furnitur Indonesia ke Belanda tercatat sebesar US$106.087 atau Rp1,58 miliar. Kemudian, ekspor furnitur dari dalam negeri ke Belgia dan Australia masing-masing sebesar US$991.201 atau Rp1,47 miliar dan US$88.873 atau Rp1,32 miliar.