Bisnis.com, JAKARTA - Selain dampak gagal bayar utang Amerika Serikat (AS) bagi masyarakatnya dan dampak pada ekonomi global, fokus Wall Street kini juga tertuju pada pembayaran obligasi Treasury AS yang berisiko default atau gagal bayar.
Mengutip dari Reuters (24/5/2023) Menteri Keuangan AS Janet Yellen telah mengatakan bahwa 1 Juni menjadi batas waktu untuk meningkatkan batas utang federal.
Selain itu, dirinya juga mengatakan bahwa sangat rendah pemerintah dapat mengumpulkan pendapatan yang cukup untuk membayar tagihan-tagihan hingga 15 Juni, yakni ketika penerimaan pajak lebih banyak.
Nantinya jika pemerintah gagal menaikkan plafon utang sebesar US$31,4 triliun sebelum uang tunai dan kapasitas pinjamannya habis, maka pemerintah dapat mengalami keterlambatan pembayaran pada sebagian utangnya.
Perkiraan JPMorgan pada bulan Juni, Departemen Keuangan harus membayar obligasi Treasury senilai lebih dari US$1,3 triliun, termasuk pokok dan kupon/bunga.
"Menganggap 1 Juni sebagai 'batas waktu terakhir' dan mengasumsikan default teknis bersifat sementara, obligasi yang jatuh tempo pada awal hingga pertengahan Juni nampaknya paling berisiko menjadi yang pertama mengalami default jika batas utang tidak dinaikkan," kata para ahli strategi pendapatan tetap JPMorgan.
Baca Juga
Ahli strategi pendapatan JPMorgan tersebut juga mengatakan bahwa selain itu, surat utang AS yang jatuh tempo pada pertengahan Juni dan Desember juga berisiko mengalami keterlambatan pembayaran kupon atau bunga.
Perlu diketahui, obligasi Treasury tidak membayar bunga secara reguler karena tanggal jatuh tempo sangat pendek. Surat utang jangka panjang pemerintah seperti obligasi dan catatan, membayar bunga setiap enam bulan.
Berikut juga daftar total pembayaran pembayaran bunga dan pokok yang jatuh tempo pada obligasi Departemen Keuangan AS Juni 2023 berdasarkan tanggal pembayaran, Mengutip Reuters yang bersumber dari JPMorgan.
Tanggal |
Surat Utang |
Kupon |
Juni 1 |
US$117 miliar |
|
Juni 6 |
US$123 miliar |
|
Juni 8 |
US$108 miliar |
|
Juni 13 |
US$123 miliar |
|
Juni 15 |
US$246 miliar |
US$45 miliar+ US$2 miliar dalam bentuk bunga |
Juni 20 |
US$108 miliar |
|
Juni 22 |
US$104 miliar |
|
Juni 27 |
US$118 miliar |
|
Juni 29 |
US$112 miliar |
|
Juni 30 |
US$142 miliar + US$12 miliar dalam bentuk bunga |