Bisnis.com, JAKARTA - Lembaga pemeringkat Fitch Ratings menempatkan peringkat kredit Amerika Serikat dalam pengawasan menyusul pembicaraan pagu utang Negeri Paman Sam yang tak kunjung usai.
Dilansir dari Reuters pada Kamis (25/5/2023), Fitch menempatkan peringkat kredit AS, yang kini berada di peringkat tertinggi AAA, dan kemungkinan menurunkan peringkat jika para anggota parlemen gagal menaikkan pagu utang sebelum Departemen Keuangan sebelum kehabisan pendanaan pada 1 Juni 2023.
Penurunan peringkat dapat mempengaruhi harga obligasi Treasury AS. Langkah Fitch mengingatkan kembali kenangan pada tahun 2011, ketika S&P menurunkan peringkat Amerika Serikat menjadi AA-plus dan memicu serangkaian penurunan peringkat lainnya serta aksi jual di pasar saham.
Pada hari Kamis, saham-saham di Asia jatuh karena para investor tetap waspada terhadap aset-aset berisiko karena dampak yang akan dialami oleh ekonomi global jika pemerintah AS gagal bayar.
Surat-surat utang yang jatuh tempo sekitar 1 Juni, yang disebut sebagai tanggal X ketika pemerintah kehabisan uang, telah berada di bawah tekanan dan menjadi sasaran aksi jual lebih lanjut. Hal ini mendorong imbal hasil obligasi yang jatuh tempo pada 1 Juni menjadi 7,628 persen.
Analis IG Markets Tony Sycamore mengatakan langkah Fitch ini tidak sepenuhnya tidak terduga mengingat adanya ketidakjelasan dalam negosiasi pagu utang.
Baca Juga
"Ini bukanlah pertanda baik," ungkapnya.
Pemerintahan Presiden Joe Biden dan anggota kongres dari Partai Republik menemui jalan buntu untuk menaikkan pagu utang yang kini mencapai $31,4 triliun.
Fitch masih mengharapkan sebuah resolusi untuk batas utang sebelum tanggal, namun mengingatkan bahwa peringkat kredit dapat diturunkan jika AS tidak menaikkan atau menangguhkan batas utangnya tepat waktu.
"Namun, kami percaya bahwa risiko-risiko telah meningkat bahwa batas utang tidak akan dinaikkan atau ditangguhkan sebelum tanggal X dan akibatnya pemerintah dapat mulai melewatkan pembayaran beberapa kewajibannya,” ungkap Fitch.
Fitch mengatakan bahwa kegagalan untuk mencapai kesepakatan akan menjadi sinyal negatif terhadap tata kelola yang lebih luas dan kemauan AS untuk memenuhi kewajibannya secara tepat waktu. Hal ini tidak sejalan dengan peringkat AAA yang diberikan.
Seorang juru bicara Departemen Keuangan AS menyebut langkah tersebut sebagai sebuah peringatan dan mengatakan bahwa hal tersebut menggarisbawahi perlunya sebuah kesepakatan.
Adapun Gedung Putih mengatakan bahwa ini adalah bukti bahwa gagal bayar bukanlah sebuah pilihan.