Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Bos IMF Yakin AS Tidak Akan Gagal Bayar Utang

Direktur pelaksana Dana Moneter Internasional Kristalina Georgieva yakin bahwa gagal bayar utang Amerika Serikat tidak akan terjadi. 
Managing Director IMF Kristalina Georgieva mengadakan konferensi pers di acara Spring Meetings IMF-World Bank di Washington, AS pada 13 April 2023. REUTERS/Elizabeth Frantz
Managing Director IMF Kristalina Georgieva mengadakan konferensi pers di acara Spring Meetings IMF-World Bank di Washington, AS pada 13 April 2023. REUTERS/Elizabeth Frantz

Bisnis.com, JAKARTA - Direktur pelaksana Dana Moneter Internasional (IMF) Kristalina Georgieva pada Rabu (24/5/2023) yakin bahwa Amerika Serikat (AS) menghindari gagal bayar utang. 

Mengutip dari Reuters, Rabu (24/5) bencana ekonomi dan kepanikan pasar keuangan global akan timbul jika AS tidak menaikan plafon utang yang sebesar US$31,4 triliun. 

Sedangkan di sisi lain, perwakilan Presiden Joe Biden dan anggota Kongres dari Partai Republik pada Selasa (23/5) masih meninggalkan kebuntuan. Padahal tenggat waktu AS membayar utangnya semakin dekat, yakni pada 1 Juni 2023. 

Georgieva di Forum Ekonomi Qatar di Doha, mengatakan bahwa dirinya yakin AS tidak akan mengalami gagal bayar. 

"Sejarah memberitahu kita bahwa AS akan bergulat dengan ancaman default ini ... tetapi pada saat-saat terakhir hal itu akan diselesaikan dan saya yakin kita akan melihat permainan itu lagi," ucapnya. 

Menteri keuangan dari Arab Saudi dan Qatar yang juga bergabung dalam diskusi panel tersebut setuju bahwa resolusi diperlukan lebih cepat. 

Menteri Keuangan Saudi Mohammed Al Jadaan mengatakan bahwa dirinya berharap kebijaksanaan perlu dilakukan lebih cepat lantaran kasus mengenai gagal bayar utang AS tersebut akan mempengaruhi pasar internasional. 

Meskipun terdapat diskusi yang meningkat mengenai langkah negara-negara mengurangi ketergantungan pada dedolarisasi, Georgieva mengatakan bahwa dolar AS kemungkinan tetap menjadi mata uang cadangan global.

Georgieva juga mengatakan bahwa tidak mengharapkan perubahan yang cepat dalam cadangan dolar karena alasan kekuatan ekonomi Amerika Serikat dan kedalaman pasar modalnya. 

“Jangan buru-buru mengucapkan selamat tinggal pada dolar Anda,” ujarnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper