Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

RI dan Iran Segera Teken Perjanjian Dagang PTA, Ini Keuntungannya

Indonesia dan Iran dijadwalkan menandatangani preferential trade agreement (PTA) pada Selasa (23/5/2023).
Bendera Iran/Bloomberg
Bendera Iran/Bloomberg

Bisnis.com, JAKARTA - Indonesia dan Iran tengah melakukan penjajakan kerja sama perdagangan dan rencananya kedua negara akan menandatangani pakta perdagangan antarnegara atau preferential trade agreement (PTA).

Apabila perjanjian tersebut terlaksana, Iran dapat menjadi hub atau gerbang kerja sama Indonesia dengan negara-negara di kawasan tersebut, yang salah satunya Asia Tengah.

Direktur Jenderal Perundingan Perdagangan Internasional Kementerian Perdagangan (Kemendag) Djatmiko Bris Witjaksono menuturkan, Iran merupakan salah satu pasar yang sangat strategis di Timur Tengah. Sebab, memiliki sumber daya alam yang melimpah hingga kemampuan ekonomi yang cukup besar sehingga sangat potensial untuk berkolaborasi, baik di level pemerintah maupun pelaku usaha.

"Dengan adanya perjanjian dengan Iran ini akan membuka kesempatan kita masuk ke kawasan-kawasan di sekitarnya, ada Armenia, Azerbaijan, atau bahkan ke Afganistan itu kita juga bisa. Atau bahkan ke Turki karena kita belum memiliki infrastruktur perjanjian perdagangan dengan pihak Turki," kata dia dalam konferensi pers daring, Senin (22/5/2023).

Miko juga mengungkapkan, jika perjanjian tersebut ditandatangani, maka ini adalah perjanjian kedua antara Indonesia dengan kawasan Timur Tengah. Sebelumnya, pada 1 Juli 2022 Indonesia telah menandatangani persetujuan CEPA (comprehensive economic partership agreement) dengan Uni Emirat Arab.

Dia mengatakan, walaupun PTA ini tidak semasif CEPA, tetap akan sangat signifikan dampaknya, terutama bagi hubungan kedua negara. Selain meningkatkan hubungan bilateral, perjanjian ini juga bakal meningkatkan volume hingga transaksi perdagangan.

"Rencananya besok tanggal 23 Mei 2023 kita akan menandatangani yang namanya Indonesia-Iran PTA atau Preferential Trade Agreement," kata Miko.

Menurut dia, Iran akan memberikan akses yang lebih besar untuk berbagai produk yang diperdagangkan, seperti makanan olahan, hasil farmasi, karet dan produk karet, tekstil dan produk tekstil, kertas, kayu dan produk kayu, mesin, kapas, alas kaki hingga kendaraan bermotor. Total mencapai lebih dari 200 produk.

"Sekarang kita dengan Iran memang tidak terlalu besar, hampir sekitar US$250 juta total transaksi perdagangan bilateral kita, kita juga menikmati surplus yang cukup besar artinya lebih dari US$200 jutaan. Jadi kita meyakini dengan adanya PTA ini kita harapkan transaksi perdagangan bilateral kita dengan Iran juga akan meningkat," ungkap Miko.

Di sisi lain, Indonesia juga akan memberikan akses perdagangan yang cukup besar melalui tingkat tarif yang lebih rendah atau bahkan dihapuskan kepada Iran. Beberapa komoditas yang akan diperdagangkan, yaitu minyak nabati, kakao, kopi, teh, tembakau, termasuk produk perikanan.

"Sebaliknya, kita juga akan dari sisi Indonesia akan memberikan kesempatan yang lebih besar melalui fasilitas tarif yang lebih rendah bagi beberapa produk yang dari Iran, antara lain bahan bakar mineral, minyak dan turunannya, bahan kimia, besi, baja, farmasi, aluminium, mesin, peralatan mekanik, makanan olahan termasuk dairy product, buah-buahan, kacang-kacangan, gandum dan produk perikanan," tuturnya

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper