Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Ditarget Onstream 2025, SKK Migas Tunggu Revisi PoD Blok Sakakemang

Repsol memegang 45 persen hak partisipasi lapangan Sakakemang sekaligus bertindak sebagai operator blok.
Blok migas/Ilustrasi
Blok migas/Ilustrasi

Bisnis.com, JAKARTA — Satuan Kerja Khusus Pelaksana Kegiatan Usaha Hulu Minyak dan Gas Bumi (SKK Migas) masih mempelajari revisi rencana pengembangan lapangan atau Plan of Development (PoD) wilayah kerja (WK) Sakakemang, Musi Banyuasin yang dikembangkan raksasa migas Spanyol, Repsol. 

Revisi PoD itu berkaitan dengan koreksi potensi cadangan gas yang awalnya sempat ditaksir mencapai sekitar 2 triliun kaki kubik (TCF) pada 2019 menjadi ke level 527 miliar standar kaki kubik (BSCF) pada pemetaan mutakhir awal tahun ini.

“Dan mereka juga mengharapkan adanya fasilitas carbon capture [CCS], jadi kita sedang mempelajari revisi PoD mereka, sejauh ini Repsol masih terus berminat meskipun di situ ada Petronas,” kata Kepala SKK Migas Dwi Soetjipto saat ditemui di Kementerian ESDM, Jakarta, Senin (15/5/2023) malam. 

Seperti diketahui, Repsol memegang 45 persen hak partisipasi lapangan Sakakemang sekaligus bertindak sebagai operator blok. Sisa hak partisipasi lainnya dipegang Petronas dengan kepemilikan 45 persen dan 10 persen lainnya digenggam Mitsui Oil Exploration (MOECO).

Berdasarkan data teranyar milik Kementerian ESDM, rencana produksi gas dari Blok Sakakemang sebanyak 85 MMSCFD dan kondensat sebesar 24,8 MMSTB. Adapun ESDM menargetkan blok itu dapat beroperasi komersial pada 2025 mendatang. 

Seperti diketahui, SKK Migas bersama dengan Repsol tengah membahas rencana untuk memasukkan biaya pemasangan fasilitas CCS ke dalam kontrak bagi hasil cost recovery. Manuver itu dilakukan untuk tetap menjaga keekonomian lapangan setelah adanya koreksi potensi cadangan gas terkira di wilayah kerja tersebut. 

“Hingga saat ini kita masih membahasnya di internal kami dan terus berkoordinasi dengan SKK Migas, belum ada hal yang bisa disampaikan dulu,” kata Stakeholders Relations Manager Repsol Indonesia Amir Faisal Jindan saat dikonfirmasi ihwal pembahasan tersebut, Selasa (16/5/2023). 

Sementara itu, Kementerian ESDM turut mempelajari revisi kontrak perjanjian jual beli gas bumi atau gas sales agreement (GSA) dari Blok Sakakemang, buntut dari revisi cadangan gas beberapa waktu lalu. 

Kendati demikian, Direktur Jenderal Minyak dan Gas Bumi Tutuka Ariadji mengatakan pengembangan lapangan Sakakemang bakal tetap prospektif di tengah permintaan gas yang tinggi dari industri dalam negeri dan kebutuhan ekspor ke Singapura. Apalagi, kata dia, Repsol dapat langsung menggunakan infrastruktur gas yang sudah lebih terpasang di Blok Corridor. 

“Mestinya ada revisi GSA lagi ya, tapi tetap ekonomis sebetulnya, ada kebijakan yang pas untuk KKKS agar hidup dan kebutuhan dalam negeri juga ada,” kata Tutuka saat ditemui di Kementerian ESDM, Jakarta, Senin (15/5/2023) malam.


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Editor : Kahfi
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper